Senin, September 30
Jakarta

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pertama Indonesia Tanri Abeng meninggal dunia Minggu (23/6) dini hari kemarin. Selama masih hidup, banyak kisah telah terukir dari sosok Tanri Abeng.

Salah satunya kisah mengenai julukan Manajer Rp 1 Miliar. Dalam catatan detikcom pada 25 Mei 2012 silam, Tanri sempat mengatakan, jika julukan yang dialamatkan pada dirinya itu tidak tepat. “Wah itu tidak tepat,” kata Tanri kala itu.

Meski mengelak, Tanri mengungkap cikal bakal julukan tersebut. Menurut Tanri, hal itu karena ia pernah memegang manajemen tiga perusahaan yakni sebagai CEO Multi Bintang, CEO Bakrie & Brothers, dan BAT Indonesia.


“Itu karena saya memimpin tiga perusahaan pada saat bersamaan,” ungkap Tanri.

Pada Maret 2019, Wakil Presiden kala itu Jusuf Kalla (JK) memuji sosok Tanri Abeng sebagai pelopor profesionalisme dalam mengelola BUMN. Hal itu disampaikan JK dalam peluncuran buku karya Fachri Ali ‘Pelajaran bagi Bangsa 50 Tahun Kinerja Profesional Tanri Abeng’.

JK mengingat Tanri dengan sebutan Manajer Rp 1 Miliar. Dia mengakui kehebatan Tanri dalam mengelola perusahaan yang dipimpinnya.

“Masih ingat 30-40 tahun yang lalu. Pada saat itu profesionalisme belum terlalu ditonjolkan, dikenal, kemudian orang mengenang Tanri Abeng, yang disebut Manajer Rp 1 Miliar. Jadi transfer, waktu itu, katanya, perlu klarifikasi nanti kapan-kapan. Bahwa dapat Rp 1 miliar itu mungkin sama sekarang berapa puluh miliar kalau sekarang ini,” jelasnya.

Kisah lain yang tak kalah menarik adalah jasa Tanri Abeng menyelamatkan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan melahirkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Tanri ditunjuk sebagai Menteri Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara pada 1998. Ia adalah menteri pertama di kementerian tersebut, yang kini menjadi Kementerian BUMN.

Dalam wawancara khusus detikcom September 2014 silam, Tanri mengaku ada dua tugas berat yang menjadi tugas pertamanya saat menjadi menteri, yakni menyehatkan Garuda Indonesia dan sejumlah bank yang kini menjadi Bank Mandiri. “Ada dua tugas yang paling berat yang saya jalani waktu itu,” ujar Tanri Abeng.

Tugas berat pertama yang dijalaninya adalah memulihkan Garuda Indonesia. Tugas ini diembannya atas titah Presiden Soeharto yang ingin simbol negara ini terus mengudara.

“Saya tidak mau Garuda bangkrut. Dia harus terbang terus,” kata Tanri menirukan Soeharto kala itu.

Ia mengatakan, tugas ini bukan perkara mudah lantaran sebagai sebuah perusahaan Garuda bisa dikatakan sudah bangkrut terbebani oleh utang yang sangat besar dan manajemen yang tidak sehat.

“Saya lihat Pak Harto sangat concern dengan garuda, karena itu kan bendera kita di sana. Padahal waktu itu Garuda sudah diancam oleh kreditur-krediturnya. Dikatakan mau dirampas pesawatnya. Itu yang membuat saya pontang-panting,” tutur dia.

Upaya sehatkan Garuda Indonesia di halaman berikutnya.

Membagikan
Exit mobile version