Sepanjang tahun ini, ada sejumlah berita detikOto yang disimak banyak pembaca. Misalnya, artikel berjudul ‘Mau Panjang Umur? Jangan Ngebut Pakai Pajero-Fortuner di Jalan Tol’ dan ‘Mobil Rental Digelapkan di Pati, Pemilik Dipaksa Ikhlas’ yang menjadi berita terpopuler selama Juni 2024.
Berita pertama, artikel ‘Mau Panjang Umur? Jangan Ngebut Pakai Pajero-Fortuner di Jalan Tol’ membahas soal mobil SUV ladder frame seperti Mitsubishi Pajero Sport dan Toyota Fortuner yang kerap dipacu kencang di jalan tol. Padahal, kendaraan dengan ground clearance tinggi dan suspensi nyaman berbahaya untuk kebut-kebutan.
SUV ladder frame seperti Mitsubishi Pajero dan Toyota Fortuner memiliki bantingan suspensi yang nyaman. Kondisi tersebut biasanya membuat mobil berisiko limbung hingga menyebabkan kehilangan keseimbangan saat dipacu dengan kecepatan tinggi.
“Kalau suspension empuk maka limbung, suspension stabil cenderung lebih keras. Tapi banyak produk after market bisa menyempurnakan ini,” kata instruktur safety driving di Rifat Drive Labs (RDL) dan Road Safety Commission Ikatan Motor Indonesia (IMI) Erreza Hardian kepada detikOto.
Kondisi Mitsubhisi Pajero, usai mengalami kecelakaan tunggal saat dibawa ke Sat Lantas Polresta Solo, Senin (19/2/2024). Foto: Agil Trisetiawan Putra/detikJateng
|
Selain itu, dimensi kendaraan juga dapat mempengaruhi keseimbangan mobil saat ngebut di jalan tol. Menurut Reza, makin tinggi dari permukaan maka titik beratnya juga makin tinggi.
“Maka risiko terguling ada. Ini kayak bawa barang tapi di atas kepala. Makanya ada peringatan di setiap SUV baca buku manual di sun visor biasanya,” ungkapnya.
Selain itu, mobil SUV ladder frame 2WD yang biasanya menggunakan penggerak roda belakang, menurut Reza, cenderung oversteer. Hal itu juga menjadi kombinasi yang membahayakan.
“Dan dengan bobot dan torsi serta konstruksi SUV ini memang idealnya 4WD agar ada penggerak pendorong. Saat limbung dan slip bagian belakang ada ban depan yang menarik. Saat limbung dan slip bagian belakang ada ban depan yang menarik. Ban juga pengaruh karena dia bagian terakhir yang menapak pada permukaan jalan. Bisa dia juga sebagai suspension. Sayangnya di Indonesia 4WD ini masih dianggap barang mewah dengan pajak tinggi padahal ini bicara POV keselamatan,” jelas Reza.
Tak cuma itu, reflek pengendara juga harus cekatan agar tidak terjadi kecelakaan. Jangan sampai reflek pengendara justru menjadi bumerang yang membuat mobil terguling.
“Saat mobil miring ke kiri pasti biasanya naluri putar setir ke kanan. Ini malah jadi obstacles dan terguling. Untuk menormalkan arahkan setir ke sisi kemiringan. Dalam hal ini putar setir arah kiri bukan di-counter. Tidak boleh melakukan counter steering ekstrem pada kecepatan tertentu dan sebagainya,” urainya.
“Jadi Fortuner dan Pajero memang perlu pemahaman pengemudi. Ada risiko dari kendaraannya maka mitigasinya pengemudi harus antisipasi dan belajar. Mudah belajarnya bacalah buku manual. Ada semua di situ bahkan ketika dalam kondisi darurat. Termasuk (penggunaan mode penggerak) 4H (pada SUV 4×4) itu boleh kapan saja dan (mengalihkan mode dari) 2H ke 4H tidak perlu berhenti,” kata dia menambahkan.
(Halaman berikutnya: Mobil Rental Digelapkan di Pati, Pemilik Dipaksa Ikhlas)