Senin, Juli 8


Magelang

Nama Johannes van der Steur mungkin masih asing di telinga. Namun dia merawat ribuan anak terlantar di Magelang. Makamnya kini bisa dikunjungi oleh traveler.

Jejak van der Steur bisa ditelusuri traveler di sebuah kompleks pemakaman kecil yang tersembunyi di balik kompleks pertokoan Jalan Ikhlas, Magersari, Kecamatan Magelang Selatan, Kota Magelang.

Dari jenis nisannya, terlihat makam tersebut merupakan kuburan tua warga golongan Eropa. Pada hari Senin (1/7), sekelompok orang tampak membersihkan makam tersebut.


Kegiatan itu ternyata dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh kemanusiaan yang dimakamkan di kompleks itu, Johannes Van der Steur.

Pemakaman itu memang cukup terawat. Batu nisannya berukuran cukup besar dengan gaya khas Eropa. Selain makam van der Steur, ada pula makam istrinya dan beberapa anak asuhnya. Van der Steur merupakan penyebar agama Kristen Protestan.

Kisah Johannes van der Steur

Johannes Van der Steur merupakan pria yang berasal dari Belanda. Dia datang ke Magelang pada masa era kolonial.

Pria yang menjadi penginjil itu tertarik datang ke Hindia Belanda saat mendengar kabar nasib tentara Belanda di Hindia Belanda. Berdasarkan informasi yang dia peroleh, banyak tentara yang mengalami gangguan jiwa.

“Dia datang ke Magelang saat itu karena ada tangsi besar yang berisi ribuan tentara Belanda. Rupanya banyak tentara Belanda di Magelang (saat itu) mengalami depresi sebab adanya perang di Lombok dan Aceh,” kata Bagus Priyana, Pegiat Komunitas Kota Toea Magelang di makam van der Steur, Senin (1/7).

Di tengah kesibukannya merawat para tentara, Johannes juga menemukan banyak anak-anak pribumi yang telantar. Awalnya, dia hanya mengasuh 4 anak saja. Namun lambat laun jumlah anak telantar yang diasuhnya semakin membengkak.

“Setelah itu, dari 4 anak berkembang menjadi puluhan hingga ribuan anak-anak telantar. Anak-anak telantar yang diasuh berasal dari berbagai suku bangsa,” ujar Bagus.

Johannes pada awalnya mengasuh anak-anak terlantar itu di kawasan Menowo. Namun, pada 1892 dia membuka panti asuhan Oranje Nassau di Meteseh karena jumlah anak asuhnya semakin bertambah.

Makam tokoh kemanusiaan Johannes van der Steur di Magelang, Senin (1/7/2024). Foto: Eko Susanto/detikJateng

Di lokasi itu, Johannes van der Steur tak sekadar menghidupi ribuan anak. Dia juga memberikan berbagai keterampilan agar anak-anak itu mampu mandiri saat telah dewasa.

“Harapan van der Steur anak-anak yang kurang beruntung ini dinaikkan derajatnya, mendapatkan pendidikan layak, dan bisa menjadi anak-anak mandiri,” kata Bagus.

Sayang, lembaga sosial yang dirintisnya itu berantakan di era penjajahan Jepang. Tanpa alasan yang jelas, Johannes dan beberapa orang kepercayaannya ditahan.

“Saat Jepang masuk Indonesia, Johannes van der Steur ditawan di Cimahi bersama beberapa orang kepercayaannya. Ketika ditawan memberikan dampak luar biasa karena kondisi panti asuhan tidak terurus,” kata Bagus.

Van der Steur Hidup Menderita di Tahanan

Johannes hidup sangat menderita di dalam tahanan. Dia baru bisa menghirup udara kebebasan saat Jepang akhirnya kalah oleh Sekutu.

Namun, kondisi tubuhnya yang memburuk membuatnya tidak mampu bertahan. Sebulan setelah Indonesia mereka, bapak asuh ribuan anak itu akhirnya meninggal dan dimakamkan di Magelang.

Makam tokoh kemanusiaan Johannes van der Steur di Magelang, Senin (1/7/2024).Makam tokoh kemanusiaan Johannes van der Steur di Magelang, Senin (1/7/2024). Foto: Eko Susanto/detikJateng

“Di sini makam Johannes van der Steur, istrinya, orang kepercayaan. Kemungkinan besar anak-anak asuhnya. (Ada) Makam besar (berbentuk bangunan kotak) berisi sekitar 40 jenazah khususnya anak-anak muda yang diasuh van der Steur,” kata dia.

Bagus menambahkan, pemeliharaan makam kompleks van der Steur dilakukan sejak 2018. Bahkan sering ada yang datang dari Belanda maupun negara lainnya untuk ziarah.

“(Semenjak 2018) Setiap tahun jelang 10 Juli, membersihkan kompleks makam. Sekarang sudah terawat,” ujarnya.

“Acara bersih-bersih makam ini merupakan rangkaian festival Johannes van der Steur. Rangkaian acara tanggal 1 sampai 7 Juli bersih-bersih makam, 10 Juli ada peringatan Hari Lahir ke-159. Terus nanti ada pameran foto dan arsip, ada bedah sejarah, ada jelajah,” pungkasnya.

——-

Artikel ini telah naik di detikJateng.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version