Jumat, Februari 21


Jakarta

Sebagai seorang awak kabin, tugas utama mereka adalah memastikan kenyamanan dan keselamatan penumpang di dalam pesawat. Namun, tidak semua orang tahu bahwa mereka juga dilatih untuk melakukan pertolongan pertama yang bisa menyelamatkan nyawa. Inilah yang dilakukan oleh Agus Suprapto, seorang pramugara yang bekerja di Batik Air.

Selama dua tahun berkarir, Agus tidak hanya memberikan pelayanan terbaik, tetapi juga menghadapi momen-momen tak terlupakan yang menguji kemampuannya dalam situasi darurat. Pengalaman itu didapatkan Agus dalam sebuah penerbangan selama dua jam dari Penang ke Jakarta. Umumnya, penumpang dengan rute ini adalah mereka yang sedang dan telah melakukan pengobatan.

“Saat boarding, saya sudah notice nih ada penumpang yang sedang sakit, ia menggunakan kursi roda dan duduk di bangku 30C,” kata Agus dalam perbincangan dengan detikTravel di Lion Training Center, Tangerang, beberapa waktu lalu.


“Dia tanya,”Saya duduk di belakang ya?”. Kemudian saya jawab,”Iya, ibu duduk di belakang, supaya mudah ke kamar kecil”,” kata Agus.

Pesawat lepas landas, pada ketinggian tertentu tiba-tiba saja anak dari penumpang tersebut berteriak meminta pertolongan.


“Si ibu sudah tak sadarkan diri. Untungnya kami, pramugara dan pramugari dari Lion Air Group sudah diajarkan untuk menangani hal tersebut,” kata Agus.

Dengan cepat ia mengecek respons dan denyut nadi dari penumpang tersebut. Situasi berubah menegangkan sebab tak ada denyut nadi saat dia memeriksanya.

“Saya angkat ke bagian belakang dan kita lakukan yang namanya Cardiopulmonary resuscitation (CPR) untuk mengembalikan denyut nadinya,” kata Agus.

Saat sedang melakukan CPR, Agus melihat sebuat pergerakan dari bola mata penumpang. Ia bernapas lega, ibu itu berhasil selamat dengan pertolongan pertama.

Pramugara dan pramugari lain tak tinggal diam, mereka menyiapkan oksigen dan memasangkannya kepada penumpang tersebut. Ibu itu menghabiskan 4 tabung sampai mendarat di Jakarta

Itu adalah pengalaman yang sangat berkesan.

Tak cuma satu kali, Agus pernah melakukan CPR untuk penumpang sampai dua kali. Bagai malaikat, kali kedua dilakukan di landasan bandara dan bukan penerbangannya.

“Itu terjadi pada saat saya pulang dari Manado. Itu bukan penumpang saya, saya turun dari pesawat dan ternyata ada penumpang yang tidak sadarkan diri,” ujar Agus.

Bagai panggilan jiwa, ia bergegas melakukan CPR di sana. Lagi-lagi penumpang tertolong, Agus melakukannya bersama awak kabin lain dengan dua set crew.

“Akhirnya penumpang tersebut sadar dan langsung dilarikan ke rumah sakit,” katanya.

Saat ditanya, apakah orang tersebut mencari dirinya untuk berterima kasih, Agus hanya tersenyum. Ia berkata bahwa keselamatan penumpang itu saja sudah cukup baginya.

“Kami yakin pasti keluarga dari korban tersebut pada saat ini sudah senang,” ujar dia.

Penumpang itu dilarikan ke rumah sakit, sementara ia dan awak kabin lainnya menyiapkan dokumen sebagai bukti yang akan dibawa ke perusahaan.

“Sudah selamat dan hidup, itu saja syukur. Kami sebagai pramugara dan pramugari dari Lion Group diberikan pembekalan untuk first aid dan kita bisa menolong teman-teman dan juga mungkin bisa menolong masyarakat,” kata dia.

(bnl/fem)

Membagikan
Exit mobile version