Minggu, Oktober 6


Tokyo

Dia mengira telah menemukan cinta di sebuah host club (hosuto kurabu) Jepang. Namun, ia malah dikenai tagihan yang membengkak dan dipaksa menjadi pekerja seks.

Mengutip CNN, Kamis (13/6/2024), Yu merasakan kegembiraan yang luar biasa saat ia masuk ke dalam bar untuk pertama kalinya. Ia bersemangat karena akan bertemu dengan host muda yang menawan yang telah diikuti secara online selama bertahun-tahun.

Pada malam yang dingin di bulan Januari tahun lalu, mereka mengobrol sambil minum sampanye – pertemuan pertama dari sekian banyak pertemuan yang membuat Yu langsung jatuh cinta.


Yu (41) adalah seorang dokter dan ibu dari dua orang anak. Ia segera mulai menghabiskan waktu bersama si host di sebuah bar di distrik red light utama di Tokyo, menghabiskan ribuan dolar untuk membeli alkohol dengan harga mahal.

Sebagai imbalannya, si host menghujani Yu dengan perhatian dan hadiah-hadiah kecil, merayakan ulang tahun bersamanya dan bahkan berjanji untuk membelikan sebuah cincin.

“Dia berkata, ‘Kamu adalah pacarku,’ Saya mempercayainya,” kata Yu, nama samaran untuk melindungi privasi.

Yu mengatakan bahwa host yang tampan dan berusia 20-an tahun mendorongnya untuk meningkatkan layanan bar yang dengan cepat membuat tagihan menjadi tidak terkendali.

Yu, korban dan pelanggan host club Jepang (Foto: CNN)

Kemudian, uangnya habis dan semuanya berubah. Dan yang lebih parah tidak ada cara lain bagi Yu untuk membayar hutang bar sebesar 25 juta yen (Rp 2,6 miliar) meski sudah berjanji melunasi.

Sekarang, dia harus membayarnya dengan bekerja sebagai pekerja seks. Itu adalah satu-satunya cara baginya untuk mengumpulkan uang.

Yu adalah salah satu dari ratusan wanita yang dipaksa untuk menjual tubuh mereka setelah sering mengunjungi apa yang disebut “host club” di Jepang, kata para ahli.

Ada lebih dari 300 tempat seperti ini di Distrik Kabukicho yang diterangi lampu neon di Tokyo. Mereka menawarkan persahabatan dengan pria kepada wanita yang kesepian.

Meskipun tidak semua host mengeksploitasi klien, pihak berwenang mengatakan beberapa klub terkait dengan kejahatan terorganisir.

Sementara itu, para aktivis mengatakan regulasi yang longgar terhadap industri ini memungkinkan pelecehan jadi semakin memburuk.

Di bawah hukum yang berlaku saat ini, siapa pun yang berusia di atas 18 tahun dapat memasuki klub-klub tersebut. Upaya anggota parlemen untuk memperkenalkan perlindungan yang lebih kuat sejauh ini masih gagal.

Kasus-kasus utang ekstrem, eksploitasi, dan perdagangan seks melonjak setelah pembatasan Covid dicabut pada tahun 2023, kata para aktivis.

Para wanita berbondong-bondong datang ke kelab-kelab malam setelah beberapa tahun penutupan bisnis dan isolasi.

Tahun lalu, polisi Tokyo menangkap 140 orang atas dugaan prostitusi di Kabukicho, menurut lembaga penyiaran publik NHK. Jumlah itu meningkat tiga kali lipat dari tahun sebelumnya.

Dari mereka yang ditahan, 40% di antaranya mengatakan telah meminta bayaran untuk melunasi utang di klub-klub yang menjadi tempat para host, NHK melaporkan.

Dengan meningkatnya kasus-kasus seperti itu, pihak berwenang membuat saluran bantuan untuk para korban dan menangkap para pemilik tempat hiburan yang diduga memaksa para pelanggan yang terlilit hutang untuk melakukan pekerjaan seks.

Pada bulan Desember, polisi Tokyo memeriksa 176 klub malam di Kabukicho, NHK melaporkan. Mereka menemukan pelanggaran peraturan di 75% dari tempat-tempat tersebut, terutama karena tidak menampilkan harga alkohol dengan jelas dan menempatkan menu yang tidak terlihat.

Simak Video “Jepang Tutup Spot Foto Ikonik Berlatar Gunung Fuji
[Gambas:Video 20detik]
(msl/wsw)

Membagikan
Exit mobile version