Minggu, Oktober 6


Jakarta

Kopi ternyata tidak hanya populer manfaatnya untuk akhir-akhir ini saja. Di masa lampau, ada pasukan tentara yang berhasil menang perang berkat bantuan kopi.

Kandungan kafein di dalam kopi selalu diandalkan sebagai sumber energi sebelum melakukan aktivitas sehari-hari. Tak heran jika banyak kafe atau para home brewer yang akan menyeduh kopi sejak pagi hari.

Ternyata efek kopi dalam membakar semangat tidak hanya dimanfaatkan pada masa modern. Mengutip Smithsonian Magazine (1/7) Jenderal Tentara Federal Benjamin Butler pernah memerintah pasukannya untuk selalu membawa kopi di dalam tas mereka.


Ia menyebut membawa kopi dan menikmatinya sebelum berperang adalah kunci sukses mematahkan lawan. “Jika kalian minum kopi pada dini hari, kalian akan lebih mudah untuk berada tetap di posisi kalian,” ujarnya.

Baca juga: 5 Penjual Makanan Tampil Nyentrik Pakai Kostum Kartun hingga Hantu

Tentara Federal semasa Perang Saudara Amerika disarankan untuk konsumsi kopi setiap pagi. Foto: Smithsonian Magazine

Pada 1862 dilaporkan juga pernah ada penurunan pasokan kopi ke pasar dunia sebanyak 40% akibat perang yang terjadi di Amerika Serikat. Bahkan ada catatan pula bahwa Stephen Allen Benson, presiden dari Republik Liberia, mengabarkan tentang penanaman kopi dan pengiriman kopi ke Amerika bagian utara.

“Di Liberia ada sebanyak 500.000 pohon kopi dan masih ada sebagian besar yang juga diekspor dari LIberia pada periode sebelumnya,” tulis Benson dalam pernyataannya.

Menurut catatan perdagangan pada Agustus 1862 sebanyak 2,7 ton biji kopi berkualitas premium dikirim dari Afrika untuk Tentara Federal. Berkat kebiasaan tersebut akhirnya kopi mulai populer memasuki masa Revolusi Amerika Serikat.

Pada Desember 1773, bahkan ditemukan catatan bahwa teh pernah mengalami boikot dan hanya kopi yang dikonsumsi oleh orang-orang Amerika Serikat. Alasannya karena kopi memiliki andil besar dalam membantu para tentara mendapatkan kemerdekaan dari Perang Saudara Amerika.

Benson berhasil menuntaskan krisis kopi antara Uni Eropa dan masyarakat Liberia. Foto: Smithsonian Magazine

Tetapi seperti dua belah mata uang, konsumsi kopi saat perang ternyata menimbulkan masalah lain. Peminum kopi di Uni Eropa mengalami krisis karena permintaan pasukan kopi yang tinggi dan blokade pelabuhan di wilayah Selatan.

Mencari jalan keluar masalah tersebut, Benson kemudian memutuskan untuk menjalin kemitraan dan mencari solusi. Ia menggandeng Quaker George W. Taylor untuk menjual barang-barang secara eksklusif.

Sebanyak 1,5 ton kopi yang membuka kemitraan antara Benson dan Taylor berhasil membebaskan para perbudakan selama beberapa dekade. Tidak hanya para budak, petani kopi yang terlibat juga merasakan langsung efek positifnya.

Semenjak perjanjian kemitraan tersebut petani kopi di wilayah yang terlibat akhirnya menjadi lebih sejahtera. Perjanjian untuk pembebasan perbudakan dan upah yang layak untuk petani akhirnya menyelamatkan seluruh masyarakat yang terdampak perang dan hidup pada masa setelahnya.

(dfl/odi)

Membagikan
Exit mobile version