Kamis, Desember 26

Jakarta

Pergaulan bebas yang semakin marak membuat kehamilan yang tak diinginkan turut meningkat. Ditambah lagi kasus aborsi dan pembuangan bayi dinilai pasangan tak sah ini sebagai jalan keluar tercepat.

Tentu saja, banyak bayi-bayi yang tak berdosa menjadi korban kezaliman tersebut. Panti Bayi Yafim yang terletak di Panyileukan, Bandung menjadi tempat bayi-bayi malang ini mendapat kehidupan.

Panti yang sudah berdiri setahun saat ini menampung 14 bayi dari kehamilan yang tak diinginkan.


“70% karena salah pergaulan 30% faktor ekonomi, faktor KDRT perceraian dan orangtua sakit. Daripada mereka dibuang atau dibunuh lebih baik kita selamatkan. Di rumah anak Yafim ada 14 bayi di Bandung, di Rancaekek ada 5 bayi trus yang di Semarang ada 16 bayi,” jelas pemilik panti, Arif Muhrojin.

Banyak kisah menyayat hati dari bayi-bayi menggemaskan tersebut. Misalnya bayi bernama Albi (1) yang bapaknya mengalami kecelakaan hingga menjadi buta. Sementara ibunya sakit jantung dan kusta hingga tak ada sanak keluarga pun yang bersedia dititipi karena faktor ekonomi. Dengan berat hati, Albi pun dititipkan ke panti ini.

“Ada bayi Abizar usia 7 bulan, anak percobaan aborsi lalu lahir dikira meninggal mau dibuang ternyata masih hidup, mau dibunuh ditutup hidung tapi gak tega, lalu diserahkan pada kami prematur 1,2 kg kita selamatkan. Dikira sudah meninggal karena sudah biru, pas diperiksa di RS masih hidup di ICU 2 minggu. Saat itu kita masih merintis kita belum punya kas besar, kita minta bantuan dinsos ga bisa, akhirnya kita pake uang pribadi,” jelas Arif lagi.

(Foto: berbuatbaik.id)

Selain Albi dan Abizar ada juga bayi yang diantar warga tanpa nama dan tanggal lahir. Bahkan ari-arinya masih menempel.

“Kita tanggal lahirnya nembak aja lalu kita kasih nama Azka Novandra. Dia itu 1-2 hari badannya kuning kita ke IGD di rawat ternyata prematur,” cerita Arif.

“Ada bayi Eliya dari Semarang lahiran sendiri di kamar mandi tanpa dibantu bidan, mau potong ari-ari dia harus lihat Youtube dulu, ibu Eliya ini masih kuliah, umurnya sekarang 10 bulan,” tambah istri Arif, Bella.

Lelaki yang sudah banyak aktif di kegiatan sosial mengatakan bukan hanya bayi tak diinginkan yang datang ke sini, melainkan juga ibu hamil. Mereka sebagian besar adalah mahasiswa atau anak dibawah umur.

“Ada ibu hamil di luar nikah ketakutan sembunyi dikucilkan masyarakat, diusir warga. Mereka takut, kita tolong, kita selamatkan 2 nyawa. Jadi kadang ada bumil tidur di sini minta tolong karena malu sembunyi dari keluarga. Pernah ada 10 bumil di sini mereka lahiran dan meninggalkan anak di sini,” tutur Arif.

Kendati demikian, Arif tidak membiarkan para orangtua meninggalkan anaknya begitu saja di panti untuk seterusnya. Panti Yafim ini mempunyai kebijakan mengembalikan bayi-bayi tersebut kepada orangtuanya dalam jangka waktu 3-5 tahun setelah orangtua dirasa siap.

“Rasa bahagia kita itu tidak ternilai saat anak diambil kembali, cita-cita saya panti bayi ini tutup supaya gak ada bayi lagi yang ditelantarkan,’ sambungnya.

Kendati demikian, Arif dan istri harus memutar otak agar kebutuhan bayi-bayi di sini tercukup apalagi jika ada yang sakit. Selain mengandalkan usaha kecil-kecilan, seperti pertamini, jual beli gas, Arif juga tetap mengharapkan banyak donatur turut membantu.

“Kendala biaya karena kita memperkerjakan pengasuh ada 9 pengasuh untuk 14 bayi dibagi 2 shift. Ketika sakit, bayi gampang tertular. Rumahnya kita sewa, masih ngontrak per tahun bulan September kontrakan habis per tahun 30 juta,” sebut dia.

#sahabatbaik, tak tega rasanya melihat senyuman para bayi ini hilang karena tak ada susu ataupun ketika sakit menderanya. Bantu bayi-bayi mungil ini kembali ke pangkuan orangtua dengan tetap sehat dan siap menjemput masa depan.

Kamu bisa menggenggam tangan kecil mereka dan beri harapan. Caranya mulai Donasi di berbuatbaik.id sekarang juga. Ramadan yang suci ini akan menjadi berkah apalagi seluruh donasi 100% tersalurkan.

(kny/imk)

Membagikan
Exit mobile version