Rabu, Maret 12


Jakarta

Taruna Ikrar resmi menerima jabatan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dalam acara sertijab di Kantor BPOM, Jakarta Pusat, Selasa (20/8/2024). Dalam acara tersebut, Taruna Ikrar mengungkapkan rasa bahagianya bisa ‘kembali’ ke BPOM.

Ia menceritakan, sebelum akhirnya dipercaya oleh Presiden Joko Widodo sebagai Kepala BPOM, dirinya sempat menjadi karyawan BPOM di awal menjalani kariernya. Ia merupakan salah satu pegawai negeri sipil pertama yang diangkat untuk menjadi staf di BPOM.

Taruna Ikrar mengatakan saat itu hanya ada sekitar 40 orang lain di angkatannya yang masuk sebagai staf untuk BPOM.


“Awal mula kepegawaian dan karier saya itu sebagai pegawai Badan POM, bahkan merupakan PNS pertama yang diangkat oleh Badan POM secara mandiri,” cerita Taruna Ikrar ketika ditemui awak media, Selasa (20/8/2024).

“Angkatan saya saat itu hanya ada sekitar 40 orang saja yang diterima. Jadi saya berkarier juga dari bawa sini mulai dari staf biasa,” sambungnya.

Karena kinerjanya selama di BPOM, Taruna Ikrar mendapatkan kesempatan untuk menimba ilmu lebih di luar negeri. Ia melanjutkan pendidikan dan mendapatkan tugas untuk belajar di luar negeri.

Kini setelah menjalani perjalanan panjang menimba ilmu, Taruna Ikrar akhirnya kembali ke BPOM. Ia diberi amanah jabatan Kepala BPOM RI oleh Presiden Joko Widodo.

Ia menuturkan bahwa amanah yang ia dapatkan saat ini bukanlah hal yang mudah. Tugas sebagai Kepala BPOM memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga keamanan pangan dan kualitas obat-obatan yang ada di Indonesia.

“Makanya saya senang sekali kembali ke ‘rumah’. Saya merasa ini bagian dari rumah besar ketika saya memulai karier dan akhirnya saya kembali ke sini dan diberi amanah posisi untuk mendeliver sesuatu yang sangat penting,” kata Taruna Ikrar.

Taruna Ikrar lahir di Makassar pada 15 April 1969. Ia dikenal sebagai dokter, peneliti, dan juga pengajar yang memiliki segudang pengalaman.

Ia berharap kehadirannya di BPOM bisa memberikan dampak yang baik untuk BPOM sebagai regulator dan masyarakat. Taruna mengaku ingin BPOM bisa memiliki standar yang baik dalam pengawasan makanan dan obat sehingga diakui dunia.

“Mudahan-mudahan bisa selevel dengan FDA (BPOM Amerika), Uni Eropa, hingga Jepang. Kalau itu tercapai maka apa yang menjadi impian, produk-produk kita yang diregulasi, diproduksi di Indonesia, punya standar level yang diakui seluruh dunia. Tidak hanya Asia Tenggara,” tandasnya.

(avk/naf)

Membagikan
Exit mobile version