
Jakarta –
Artis Fatih Unru mengungkapkan tak pernah merasa beban dianggap meneruskan karier mendiang ayahnya, Yayu Unru, dalam industri hiburan Tanah Air. Ia justru merasa ada ketakutan terkait hal itu.
“Gue nggak lihat kayak kebaikannya bokap gue sama gue atau sama orang lain jadi beban. Tapi gue lebih ngerasa ketakutan terbesar bahwa gue itu ngotorin legacy-nya dia,” ujarnya saat ditemui di kawasan Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (12/4/2025).
Setelah kepergian Yayu Unru, Fatih mengaku mulai disadarkan pentingnya menjaga nama baik. Alhasil bintang film Pengepungan di Bukit Duri itu kini selalu berhati-hati dalam bertindak.
“Jadi mulai dari sekarang, at least gue sadarin gue mulai ambil langkah yang tepat, lebih baik ke depannya, jadi mau di dalam kamera atau di luar karier gitu,” tuturnya.
Fatih Unru bertekad ingin menjaga apa yang sudah dibangun mendiang ayahnya selama ini di dunia akting. Ia tak punya keinginan besar selain hal itu.
“Nggak mau punya tujuan besar kayak saya mau ini, mau itu, karena itu sudah dilakukan almarhum bokap gue. Sekarang gue ngejalanin hidup gue tanpa harus mengotori apa yang sudah dia bangun gitu,” katanya.
Yayu Unru meninggal pada 5 Desember 2023 setelah mengalami serangan jantung. Fatih Unru tak menampik kini dirinya kehilangan sosok yang bisa diajak berpendapat soal film.
“Karena dulu setiap kali gue selesai syuting atau premier, gue selalu ingin tahu pendapatnya dia gitu. Sekarang kan sudah nggak ada lagi gitu, tapi walaupun dia sudah nggak ada, gue tetap ngomong dalam hati kira-kira dia ngelihat perform gue di sini gimana ya,” ujarnya.
Fatih tak menampik mendapat privilege dari mendiang ayah. Ia bersyukur dan ingin seperti Yayu Unru yang terus berakting sampai ajal menjemput.
“Gue nggak pernah bawa-bawa nama bapak gue dalam film gue, ini buat bapak gitu, karena nggak relevan. Tapi gue senang saja ngelakuin ini, berakting, jadi lebih merasa dekat sama dia gitu. Jadi nggak ada pembuktian,” tuturnya.
(mau/nu2)