Rabu, Desember 25


Jakarta

Terlahir dari keluarga petani, pria ini memutar otak demi kemajuan bisnis keluarganya. Berkat sistem yang diterapkan kini penghasilannya menyentuh Rp 952 juta setahun.

Sering dipandang sebelah mata, pertanian sebenarnya menjadi bisnis yang jika dikembangkan dengan telaten hasilnya akan menjanjikan. Sayangnya penyebaran informasi dan edukasi yang kurang merata bagi para petani kerap menjadi hambatan.

Sistem pertanian yang masih merujuk pada cara tradisional hanya mengandalkan peruntungan cuaca sebagai tonggaknya. Namun ketika dikulik lebih jauh dengan segala sistem yang dapat diterapkan, pertanian yang dikelola dengan baik sangat menjanjikan untuk masa depan.


Hal ini yang kemudian dipelajari dan diterapkan oleh pria bernama Surendra Awana. Mengutip Krishi Jagran (18/12), Awana yang datang dari keluarga berlatar belakang petani memilih tak menyerah dengan sistem pertanian tradisional yang telah dilakukan keluarganya turun temurun.

Baca juga: Manis Lembut Bubur Madura di Pasar Atom yang Legendaris

Gegara menerapkan sistem pertanian terintegrasi, petani ini sabet banyak penghargaan. Foto: Krishi Jagran

Awana mempelajari sistem pertanian modern yang dikenal bernama Integrated Farming System (IFS) atau pertanian terintegrasi. Maksudnya, tak hanya menanam berbagai tumbuhan saja, tetapi pada lahan seluar 55 akre dia memadukan antara pertanian dan peternakan secara organik.

Ada kandang sapi yang kini dibangunnya pada lahan pertanian milik keluarga. Sapi tersebut sengaja dipelihara, selain untuk diambil susunya, juga untuk kotoran sapi yang bakal dipakai sebagai pupuk organik.

Ada lebih dari 42 varietas tanaman yang kini mampu dimaksimalkan panennya oleh Awana. Begitu pula hewan ternaknya yang kini semakin bertambah banyak seperti unta, kuda, kambing, dan domba. Berkat sistem tersebut Awana sampai dilirik pemerintah setempat.

Ia yang berasal dari desa Bhairana, Rajasthan, India menarik perhatian pemerintah untuk mendapatkan berbagai jenis subsidi. Hasil dari pertanian terintegrasinya tersebut kemudian diakui melampaui harapan yang ditargetkan. Tak heran berbagai penghargaan seperti IAI-Fellow Farmer Award 2023, Jagjivan Ran Abhinav Kisan Puraskar 2021, National Gopal Ratna Award 2021, National Haldhar Organic Award 2019, dan masih banyak penghargaan lain diberikan atas kerja kerasnya.

Ia juga berhasil raup pendapatan Rp 952 juta per tahun. Foto: Krishi Jagran

Awana mencatat setiap bulannya biaya senilai Rp 190 juta hinga 380 juta digelontorkan untuk biaya operasional. Mengenai keuntungan, ia bisa meraup hingga Rp 952 juta per tahunnya. Jika dihitung-hitung Awana mencatat keuntungan per tahunnya kini ratusan kali lipat daripada ketika hanya menerapkan sistem pertanian tradisional.

Tak hanya mengambil keuntungan demi kepentingan diri sendiri, Awana ternyata juga aktif memberikan edukasi kepada petani di sekitarnya.

Sosoknya kini diakui sebagai petani yang menginspirasi terutama para petani di Rajashtan, bagian barat daya India. Penerapan sistem pertanian terintegrasi ini tak hanya mendatangkan untung yang besar, tetapi juga terbukti lebih ramah lingkungan.

Sebab penggunaan bahan kimia seperti pestisida atau penyubur bagi hewan minim digunakan. Sehingga limbah pada kegiatan operasional yang menyentuh tanah dan kembali ke alam berasal dari bahan organik yang tidak akan mengganggu keseimbangan ekosistem lainnya.

(dfl/odi)

Membagikan
Exit mobile version