Sabtu, September 28


Jakarta

Mantan engineer belakangan alih profesi dan berujung sukses. Seperti kisah mantan engineer yang kini sukses menjadi seorang petani cabe.

Kisah alih profesi yang mendulang kesuksesan selalu berhasil menarik perhatian. Salah satunya kisah seorang petani cabe sukses yang dulunya mantan engineer.

Dilansir dari Says (24/6), pria asal Malaysia memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai engineer perangkat lunak saat pandemi COVID-19 beberapa tahun lalu dan beralih menjadi petani. Hal ini dilakukannya setelah merasa bercocok tanam membuatnya bahagia.


Pria itu bernama A Srinath (29) yang mengelola pertanian skala kecil di rumah orang tuanya yang ada di Kampung Changkat Jong, Teluk Intan, Malaysia. Srinath mengatakan bahwa mereka menanam lebih dari 400 polibag tanaman cabai merah melalui fertigasi.

mantan engineer jadi petani cabe Foto: site news

Fertigasi merupakan teknik pertanian yang menggunakan pupuk cair pada tanaman melalui sistem irigasi. Ternyata, teknik ini membuahkan hasil untuk pertaniannya.

“Setelah masa work from home (wfh) berakhir, saya kembali untuk bekerja di akntor, namun saya akhirnya menyadari kalau menemukan kesenangan luar biasa ketika menjadi seorang petani,” ungkap Srinath.

“Saya berbicara dengan orang tua saya tentang menanam cabai merah dalam skala leih besar dan memutuskan undur diri setelah 3 tahun bekerja sebagai engineer,” lanjutnya.

Ia mengelola pertanian itu dengan modal tabungan sebesar RM 50.000 (Rp 173,9 juta). Modal itu digunakan olehnya untuk membangun fasilitas penyimpangan dan membeli peralatan penting, seperti polibag, pipa, dan pompa air.

Tak ingin asal-asalan, Srinath juga mengikuti kursus pertanian yang diselenggarakan oleh pihak pemerintah. Kursusnya itu membahas topik, seperti perkecambahan bibir, pencampuran pupuk dan pestisida, dan fertigasi itu sendiri.

Usahanya ini terbukti membuahkan hasil. Srinath kini menyewa sebidang tanah seluas 0,68 hektar dan memiliki 3 orang pekerja untuk merawat lebih dari 2.500 polibag tanaman cabai merah ‘Kulai 461’ di lahan miliknya.

Srinath juga mengatakan bahwa ia mampu menghasilkan pendapatan sekitar RM 40.000 – RM 50.000 (Rp 139,7 juta – Rp 173,9 juta) dengan hasil sekitar 5 ton. Hasil panen cabenya itu dijual ke pasar dan toko di sekitar Teluk Intan.

Selain itu, ia juga menjual cabenya ke pedagang grosir di Selayang dan Selangor. Harga cabenya itu dijual RM 6 – RM 7 (Rp 20.875 – Rp 24.355).

(yms/odi)

Membagikan
Exit mobile version