Rabu, Maret 12

Jakarta

Anak itu, dijuluki Pangpond berdasar karakter kartun, kemungkinan tinggal bersama keluarga pemburu-pengumpul dekat pantai sebelum kematian dini mereka.

Baik kerangka maupun metode penguburannya menguak informasi penting tentang Thailand Zaman Batu. Penemuan itu diumumkan oleh Departemen Seni Rupa dan Departemen Taman Nasional, Satwa Liar, dan Konservasi Tumbuhan pemerintah Thailand. Kerangka itu, bersama sejumlah lukisan gua, ditemukan di situs arkeologi Tham Din di Taman Nasional Khao Sam Roi Yot.

Awalnya tahun 2020, arkeolog mempelajari lukisan di dinding dan langit-langit di Tham Din. Sebagian besar lukisan menggambarkan orang, dan beberapa digambarkan menggunakan busur dan anak panah untuk berburu binatang seperti rusa dan monyet.


Ketika penggalian dimulai di 2022, arkeolog melihat tulang hewan, kerang, biji-bijian, dan batu yang menunjukkan manusia prasejarah menggunakan gua itu. Penanggalan radiokarbon menunjukkan mereka tinggal sekitar 29.000 hingga 11.000 tahun lalu, meski tak jelas kapan tepatnya lukisan gua tersebut dibuat.

Di bawah artefak itu, arkeolog baru-baru ini menemukan penguburan anak manusia modern (Homo sapiens), berusia sekitar 6 hingga 8 tahun berbaring telentang dengan lengan dan kaki dekat dengan tubuhnya. Posisi tubuh spesifik ini kemungkinan menunjukkan ia dibungkus atau diikat sebelum dimakamkan.

Keberadaan abu dan arang di dalam makam menunjukkan bahwa, setelah jenazah diletakkan di makam yang telah dipersiapkan, api dinyalakan di sekelilingnya. Idenya adalah untuk mengasapi jenazah guna mengusir binatang buas dan menghilangkan bau pembusukan.

“Ini adalah penemuan inovatif yang akan membentuk kembali pemahaman kita tentang keberadaan manusia purba di Asia Tenggara. Pemakaman cermat dan artefak terkait memberikan wawasan tak ternilai ritual dan kehidupan sehari-hari penduduk kuno ini,” kata Phnombootra Chandrajoti, dirjen Departemen Seni Rupa.

Selain menjadi pemakaman manusia tertua yang ditemukan hingga saat ini di Thailand, Pangpond menyoroti adaptasi dan kelangsungan hidup manusia di wilayah yang kini sebagian besar terendam. Permukaan laut pada akhir Pleistosen jauh lebih rendah daripada saat ini.

Bukti menunjukkan Tham Din memiliki sejarah panjang pendudukan manusia, dari pemakaman Pangpond pada akhir Pleistosen hingga komunitas pertanian pada Holosen (11.700 tahun yang lalu hingga saat ini).

Dikutip detikINET dari Live Science, situs tersebut menunjukkan pentingnya penggalian berkelanjutan di wilayah ini untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang penyebaran manusia purba.

(fyk/agt)

Membagikan
Exit mobile version