Jumat, September 27

Jakarta

Kerak Bumi terus-menerus dibentuk ulang di bawah Cekungan Konya di Dataran Tinggi Anatolia Tengah Turki selama jutaan tahun. Hal ini terungkap berdasarkan analisis data satelit terkini yang dilakukan oleh ilmuwan Bumi di University of Toronto, Kanada.

Para peneliti mengatakan bahwa simulasi eksperimental, dikombinasikan dengan data geofisika, geodetik, dan geologi, menjelaskan bahwa bagian dasar di bawah Cekungan Konya telah mengalami penurunan misterius di bagian dalam dataran tinggi yang menanjak.

Pengamatan ini selanjutnya mengisyaratkan keberadaan kelas baru lempeng tektonik yang memiliki implikasi bagi planet lain yang tidak memiliki lempeng seperti Bumi, antara lain Mars dan Venus.


Dalam penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications, dijelaskan bahwa wilayah tersebut telah menghadapi penurunan karena tetesan litosfer multi-tahap yang merupakan fenomena ketidakstabilan material berbatu yang menciptakan kerak dan mantel atas Bumi.

Bentang alam utama seperti cekungan dan pegunungan terbentuk di permukaan setelah fragmen batuan padat terlepas dari permukaan dan tenggelam ke lapisan mantel planet yang lebih cair.

“Melihat data satelit, kami mengamati fitur melingkar di Cekungan Konya tempat kerak Bumi tenggelam atau cekungan semakin dalam,” kata penulis utama penelitian Julia Andersen, yang merupakan kandidat PhD di Department of Earth Sciences, Faculty of Arts & Science, University of Toronto dikutip dari WIO News.

“Hal ini mendorong kami melihat data geofisika lain di bawah permukaan tempat kami melihat anomali seismik di mantel atas dan kerak yang menebal, yang memberi tahu kami bahwa ada material berdensitas tinggi di sana dan menunjukkan kemungkinan tetesan litosfer mantel,” tambahnya.

Para ilmuwan kemudian menjelaskan apa yang terjadi di bawah mantel Bumi. Rekan penulis studi dan profesor ilmu Bumi Russell Pysklywec mengatakan, ketika litosfer menebal dan menetes di bawah wilayah tersebut, terbentuklah cekungan di permukaan yang kemudian muncul ketika beban di bawahnya terlepas dan tenggelam ke kedalaman mantel yang lebih dalam.

“Kita sekarang melihat bahwa proses tersebut bukanlah peristiwa tektonik satu kali dan bahwa tetesan awal tersebut tampaknya telah memunculkan peristiwa turunan berikutnya di tempat lain di wilayah tersebut, yang mengakibatkan penurunan cepat yang aneh dari Cekungan Konya di dalam dataran tinggi Türkiye yang terus meningkat,” tambahnya.

Andersen lebih lanjut menyatakan bahwa penemuan baru tersebut telah mengisyaratkan adanya hubungan antara peristiwa pembentukan cekungan dan pengangkatan dataran tinggi.

“Pada dasarnya, penurunan terjadi bersamaan dengan pengangkatan dataran tinggi yang sedang berlangsung,” katanya.

(rns/afr)

Membagikan
Exit mobile version