Kamis, Januari 30


Jakarta

Penyanyi Emilia Contessa tutup usia pada Senin (27/1/2025) pukul 18.00 WIB di RSUD Blambangan, Banyuwangi. Ibunda Denada itu dinyatakan meninggal dunia akibat gagal jantung yang memicu edema paru akut. Sebelumnya, ia juga menjalani perawatan untuk diabetes yang telah lama diidapnya.

Setelah mendengar kabar duka tersebut, Denada yang tengah berada di Jakarta langsung bergegas menuju Banyuwangi melalui jalur darat dari Surabaya. Dia tiba pada Selasa pagi (28/1/2025) sekitar pukul 06.00 WIB.

Denada menunjukkan kekuatan luar biasa di tengah rasa kehilangan yang mendalam dengan turut memandikan jenazah ibundanya. Prosesi memandikan jenazah dilakukan pada pukul 10.30 WIB setelah seluruh keluarga inti berkumpul.


“Iya, Dena ikut mandikan. Dia yang mau sendiri dan dia kuat. Jadi nggak apa-apa,” ungkap Ratih Puspita Dewi, adik ipar almarhumah, kepada wartawan di rumah duka.

Jenazah Emilia Contessa disalatkan di Masjid Al Hadi, Lateng, Banyuwangi. Kemudian dimakamkan di TPU Citra Kemanten, Kecamatan Banyuwangi. Seluruh keluarga turut mengantarkan almarhumah ke tempat peristirahatan terakhirnya, termasuk kedua putranya, Muhammad dan Kaesar.

Denada juga hadir dalam prosesi pemakaman. Namun, ia memilih tetap berada di dalam mobil selama prosesi berlangsung dan baru keluar saat jenazah telah dikebumikan.

“Di mobil, tidak kuat pasti sedih. Ndak apa-apa nanti ke makam kalau sudah tabur bunga,” ucap Assegaf, kerabat dekat keluarga.

Setelah dikuburkan, Denada kemudian berdoa di makam ibundanya. Dalam kesempatan yang sama, ia mengenang hubungan hangat dan romantis yang dimiliki bersama ibunya di masa-masa terakhir.

“Bisa dibilang hubungan aku sama mama itu nggak tahu kenapa lagi romantis-romantisnya gitu loh. Sama almarhumah itu WhatsApp-an, teleponan, itu dengan bahasa yang amat sangat romantis,” ujar Denada penuh haru.

Bagi Denada, Emilia Contessa adalah sosok ibu yang tak tergantikan. Sang ibunda menjadi panutan dalam hidupnya, baik sebagai seorang perempuan maupun ibu.

“Ibu yang terbaik segala-galanya ya, yang mengajarkan saya menjadi seorang perempuan, seorang ibu, dan menjadi seorang fighter,” kenang Denada dengan mata berkaca-kaca.

(ahs/wes)

Membagikan
Exit mobile version