Minggu, September 29


Jakarta

Boeing menjadi sorotan belakangan ini, karena keamanan dan keselamatan pesawat dipertanyakan. Tetapi, berbagai masalah itu tidak membuat CEO berkeinginan mundur. Dia bahkan naik gaji.

Dalam sidang dengar pendapat dengan Sub-Komite Permanen untuk Investigasi di Komite Keamanan Dalam Negeri Senat Amerika Serikat (AS) pada Selasa (18/6/2024) senator AS menyerang CEO Boeing Dave Calhoun dan menyebut rentetan masalah Boeing.

Deretan masalah itu di antaranya keselamatan pesawat, tidak adanya permintaan maaf kepada keluarga dua kecelakaan 737 MAX, Lion Air dan Ethiopian Airlines, sampai di sidang itu, dan tanggung jawab setelah darurat udara di bulan Januari.


Dilansir dari Reuters, Kamis (20/6) sidang tersebut menandai pertama kalinya Calhoun menghadapi pertanyaan anggota parlemen dan menyoroti reputasi keselamatan Boeing yang memburuk. Sebelumnya, CEO mengatakan pada bulan Maret bahwa mereka berencana untuk mengundurkan diri pada akhir tahun di tengah perombakan manajemen oleh Boeing.

Tak hanya itu, Calhoun berulang kali menghadapi pertanyaan tentang berapa gajinya, budaya keselamatan Boeing, dan mengapa ia tidak segera mengundurkan diri daripada pensiun pada akhir tahun ini.

“Saya bangga dengan setiap tindakan yang telah kami ambil,” kata Calhoun menanggapi pertanyaan keras dari Senator Partai Republik Josh Hawley yang bertanya tentang alasan dia tidak mengundurkan diri.

Senator itu juga menuduh Calhoun melakukan ‘penambangan terbuka’ Boeing sambil mendapatkan gaji jutaan dolar. Adapun total kompensasi Calhoun pada tahun 2023 meningkat 45% dari USD 22,6 juta menjadi USD 32,8 juta.

CEO Boeing Minta Maaf

Dalam sidang dengar pendapat itu Calhoun meminta maaf kepada keluarga korban dari dua kecelakaan pesawat Boeing 737 MAX. Dia menyampaikan permohonan maaf tersebut dengan berdiri di hadapan keluarga korban yang hadir.

Sebagian keluarga korban itu memegang foto-foto keluarga mereka yang jadi korban jatuhnya pesawat Boeing, Lion Air dan Ethiopian Airlines, pada 2018 dan 2019. Penumpang dan kru kabin tewas semua dalam kecelakaan itu.

“Saya meminta maaf atas kesedihan yang telah kami timbulkan, dan saya ingin Anda tahu bahwa kami berkomitmen penuh untuk mengenang (para korban),” kata Calhoun.

Dalam sidang tersebut, Calhoun menegaskan bahwa Boeing bertanggung jawab atas sistem perangkat lunak utama yang dikembangkan Boeing, yang terkait dengan kedua insiden penerbangan 737 MAX di Indonesia dan Ethiopia.

(sym/fem)

Membagikan
Exit mobile version