Senin, Oktober 14


Jakarta

Truk dan sepeda motor disebut menjadi penyumbang terbesar polusi udara di Jakarta. Hal itu terungkap dalam studi hasil pemetaan sumber emisi di sektor transportasi Jakarta.

Dalam studi itu disebutkan, kendaraan berat terutama truk menjadi penyumbang terbesar untuk beberapa jenis polutan termasuk partikel (PM) 2.5. Kendaraan berat terutama truk penyumbang terbesar partikel emisi (PM10, PM 2.5, dan karbon hitam), nitrogen oksida (NOx), dan sulfur dioksida (SO2), sementara sepeda motor lebih banyak menyumbang emisi karbon monoksida (CO) dan senyawa organik volatil nonmetana (NMVOC).

Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah DKI Jakarta Afan Adriansyah Idris mengatakan hasil studi yang dihasilkan memberikan informasi mendasar guna memahami sumber polusi di Jakarta dan akan menjadi dasar pengembangan kebijakan pengendalian polusi yang tepat sasaran.


“Dengan data ini, Jakarta lebih siap dalam menghadapi tantangan terkait polusi udara di masa depan,” katanya dikutip Antara.

Studi ini juga menganalisis dampak dari berbagai skenario langkah pengendalian emisi, berupa penerapan standar bahan bakar Euro IV, adopsi kendaraan listrik, dan penggunaan filter partikel diesel (DPF). Hasilnya memperlihatkan bahwa penerapan standar bahan bakar Euro IV diproyeksikan mampu menurunkan emisi polutan seperti PM10 dan PM2.5 hingga 70 persen pada tahun 2030.

Sementara itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyatakan telah melakukan berbagai langkah guna menangani polusi. Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan langkah-langkah yang disiapkan antara lain menambah jumlah stasiun pemantau kualitas udara yang dapat diakses masyarakat secara komputasi real-time melalui udara.jakarta.go.id.

Pemprov DKI Jakarta juga memperluas uji emisi kendaraan secara berkala. Pengawasan terhadap industri yang berpotensi mencemari lingkungan juga ditingkatkan.

“Selain itu, kami juga sedang mempersiapkan rencana memperluas kawasan rendah emisi (low emission zone) guna mengurangi tingkat polusi udara secara signifikan,” ujar Asep.

(rgr/din)

Membagikan
Exit mobile version