Senin, Maret 10


Jakarta

Durasi puasa di belahan bumi utara bisa sangat panjang hingga lebih dari 20 jam. Fenomena ini menimbulkan tantangan tersendiri bagi umat Islam yang melaksanakan ibadah puasa Ramadan di sana.

Durasi Puasa di Belahan Bumi Utara

Umat Islam yang tinggal di belahan bumi utara memiliki waktu puasa yang lebih panjang dibandingkan mereka yang tinggal di negara-negara di bagian Selatan. Belahan bumi utara terdiri dari seluruh negara di Amerika Utara dan Eropa.

Kendati demikian, menurut laman Al Jazeera, jumlah jam puasa di Belahan Bumi Utara akan lebih pendek tahun 2025 dan akan terus berkurang hingga tahun 2031. Pada saat itu, Ramadan akan mencakup titik balik matahari musim dingin (hari terpendek dalam setahun).


Setelah itu, jam puasa akan bertambah di belahan Bumi Utara hingga mencakup titik balik matahari musim panas (hari terpanjang dalam setahun). Puasa terpanjang di belahan bumi utara akan terjadi pada tahun 2047.

Pada tahun ini, umat muslim yang akan merasakan puasa terpanjang adalah mereka yang berada di Greenland. Durasi puasa diperkirakan sekitar 16 jam 31 menit. Berikut daftar durasi puasa di beberapa daerah belahan bumi utara di tahun 2025:

  • Nuuk, Greenland: 16 jam 31 menit.
  • Reykjavik, Islandia: 16 jam 29 menit.
  • Helsinki, Finlandia: 15 jam 40 menit.
  • Stockholm, Swedia: 15 jam 36 menit.
  • Glasgow, Skotlandia: 15 jam 35 menit.

Kenapa Puasa di Belahan Bumi Utara Lebih Lama?

Umat Islam yang tinggal di belahan bumi utara dan selatan mengalami lebih banyak durasi variasi puasa. Sedangkan waktu puasa muslim yang tinggal dekat khatulistiwa relatif lebih konsisten.

Menurut jurnal Kajian Siklus Waktu Puasa Penduduk Belahan Bumi Utara dan Selatan Berdasarkan Fenomena Gerak Bumi, Bulan, dan Matahari, gerak semu tahunan matahari berpengaruh pada posisi matahari di atas permukaan bumi. Posisi matahari terkadang berada di wilayah utara, selatan, dan garis khatulistiwa. Perubahan posisi menyebabkan variasi durasi siang dan malam.

Pada tahun 2000, bulan Ramadan berlangsung pada akhir November sampai akhir Desember. Pada rentang tersebut, matahari lebih menyinari bagian bumi di selatan, sementara bagian utara bumi sedikit tersinari matahari. Akibatnya, siang hari di bumi utara lebih cepat dibandingkan malam harinya. Hal ini berakibat pada singkatnya waktu puasa di bagian bumi utara.

Kemudian, pada tahun 2016, bulan Ramadhan berlangsung pada awal bulan Juni sampai awal bulan Juli. Pada rentang itu, matahari lebih banyak menyinari bagian bumi utara, sehingga lama siang di wilayah bumi utara lebih lama dibanding malam harinya. Sehingga, waktu puasa penduduk bumi wilayah utara memiliki durasi yang lebih panjang dari biasanya.

Inilah yang menjadikan sekarang negara-negara di belahan bumi utara memiliki waktu yang lebih panjang. Hal tersebut juga menunjukkan bahwa periode waktu puasa terlama menuju tercepat membutuhkan waktu sekitar 16 tahun lamanya.

(elk/row)

Membagikan
Exit mobile version