Selasa, Mei 21


Jakarta

Baru-baru ini, media sosial dihebohkan dengan aksi pengemudi Fortuner berpelat TNI yang arogan di jalan umum. Dia tak meminta maaf setelah menabrak mobil lain, melainkan marah-marah dan mengaku dirinya adik jenderal!

Jika kita mundur ke belakang, fenomena mengancam orang menggunakan pangkat tinggi marak terjadi di Indonesia. Biasanya, oknum arogan menggunakan ‘kartu as’ tersebut untuk gagah-gagahan dan menakuti pengguna jalan lain.

Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), Sony Susmana membenarkan, pangkat atau jabatan tinggi masih menjadi senjata utama bagi pengemudi arogan untuk melemahkan mental pengguna jalan lain. Bahkan, dalam sejumlah kasus, ada yang sampai memalsukan pangkat atau jabatannya.


Viral mobil Fortuner berpelat TNI tabrak mobil wartawan. Foto: Tangkapan layar Instagram.

Sony menilai, pengemudi yang demikian biasanya pengecut dan bermental tempe. Jika memang benar dan berani, mereka tak akan berlindung di balik pangkat tinggi tersebut.

“Dari sisi mental, pribadi seperti ini biasanya berkarakter pengecut dan tempe. Sehingga, mereka kerap kali berlindung di balik hal tersebut untuk bisa lepas dari tanggung jawab. Bandingkan dengan pejabat beneran yang pasti lebih tidak ingin diketahui jati dirinya,” ujar Sony Susmana kepada detikOto, dikutip Selasa (16/4).

Lebih jauh, dia juga menekankan soal hukum yang mengatur mengenai penggunaan pangkat sebagai alat untuk mengancam pengguna jalan lain. Hingga kini, aturan tersebut belum ditegakkan secara tegas.

Lebih jauh, Sony mengingatkan pentingnya menempatkan diri saat berada di jalan raya. Ketika terbukti berbuat salah, ketimbang marah-marah, maka lebih elok meminta maaf dan bertanggung jawab.

“Bertanggung jawab adalah risiko atas perbuatan sendiri yang wajib dilakukan jika ada pihak yang dirugikan. Ini perilaku dasar dari adab,” tegasnya.

“Jadi jangan bawa-bawa pihak lain, latar belakang diri, pembenaran diri dan lain-lain yang mempertontonkan keangkuhan. Apalagi menonjolkan institusi negara. Media sosial sekarang sudah hebat, sedikit saja kita melakukan kebodohan maka akan viral,” tambahnya.

Pengemudi Fortuner Pelat TNI Ngaku Adik Jenderal

Insiden mobil Fortuner berpelat TNI hantam mobil wartawan pertama kali dibagikan aku Twitter bernama @tantekostt. Menurut penuturannya, pengemudi mobil tersebut melintas di bahu jalan, kemudian berbelok ke kanan dan menabrak mobil yang ditumpanginya.

“KM 57 sebelum rest area, plat Mabes TNI, mati lagi platnya, jalan di bahu jalan, potong ke kanan nabrak, tapi malah dia yang marah-marah. Alesannya ikutin bus jadi ke kanan,” tulis @tantekostt dengan menyertakan bukti foto dan video, dikutip Jumat (14/4).

Mobil pelat TNI tabrak mobil wartawan.Mobil pelat TNI tabrak mobil wartawan. Foto: Tangkapan layar Twitter.

Pelat nomor TNI yang terpasang di mobil Fortuner mati sejak Februari lalu. Akun @tantekostt yang mengaku sebagai korban menjelaskan, mobil yang ditumpanginya dihantam lebih dari sekali hingga rusak. Bahkan, ada unsur kesengajaan!

“Abis nabrak, dia ke depan berhenti mendadak terus mundur dengan sengaja nabrakin mobil gue, dengan sengaja lho ya, karna dia bener-bener berhenti dan mundur,” tuturnya.

Pada video yang dibagikan, pengemudi Fortuner itu nampak marah-marah dan tak terima setelah ditegur. Dia mengklaim punya kakak jenderal dan mengancam akan ‘mencatat wajah’ si penumpang mobil yang mengaku ditabraknya.

“(Dinas) di Mabes TNI. Kakak saya jenderal, namanya Sonny Abraham. Coba cari,” tegasnya.

Pada akhir video, penumpang mobil yang mengaku sebagai korban itu menyerahkan kartu identitas ke pengemudi Fortuner. Dia rupanya merupakan jurnalis. Setelah mengetahui hal tersebut, pengemudi Fortuner langsung bergegas pergi.

“Oh… jurnalis. Oh… mau divideoin nggak? Nggak usah? Gue cari entar ya,” kata pengemudi tersebut sebelum kembali ke mobilnya.

Simak Video “Viral! CCTV Personel Polda Sumut Aniaya Istri yang Hamil gegara Celana
[Gambas:Video 20detik]
(sfn/lth)

Membagikan
Exit mobile version