Minggu, Juni 30


Bogor

Kebun binatang biasanya melarang pengunjungnya untuk memberi makan satwa, terutama pakan yang dibawa dari luar.

SEAZA atau South East Asian Zoos Association sudah memberikan standar kesejahteraan dan etika yang mengatur praktik perawatan satwa di kebun binatang dan akuarium.

Salah satu poin yang ditekankan adalah dilarang memberi makan satwa oleh pengunjung tanpa pengawasan staf yang berpengalaman. Memberi makan tanpa aturan dapat mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis satwa.


Jadi kenapa Kebun Binatang seperti Taman Safari masih memperbolehkan pedagang berjualan pakan satwa?

Kalau traveler lihat sepanjang jalan menuju Taman Safari Bogor yakni di Jalan Kapten Harun Kabir, di sisi kiri dan kanan kita bisa melihat pedagang pakan satwa seperti wortel, pisang dan semangka. Pengunjung Safari biasanya membeli wortel-wortel sebelum memasuki Taman Safari lalu memberikannya pada satwa yang ada di sana.

Rupanya ada alasan, kenapa keberadaan para pedagang diperbolehkan oleh Taman Safari.

“Sebetulnya hewan itu tidak boleh dikasi makan (oleh pengunjung). Tapi Taman Safari sudah berhubungan baik dari awal dari pertama dengan masyarakat. Jadi kita kasih peluang, okelah kalau pengunjung datang bisa beli wortel. Bapak-bapaknya ada lahan menanam wortel, ibunya menjual, semua dapat celengannya. Maksudnya itu,” ujar pendiri Taman Safari Indonesia Jansen Manansang di Taman Safari Bogor, Jawa Barat.

Taman Safari mengizinkan hal tersebut pertimbangannya karena kearifan lokal. Untuk menggerakkan roda perekonomian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar, menciptakan peluang usaha dan pekerjaan. Di sekitar Taman Safari saja sudah ada sekitar 300 pedagang pakan.

Namun seiring viralnya insiden satwa yang diberi makan plastik oleh pengunjung, Jansen kembali menegaskan para pedagang itu untuk tidak menggunakan plastik atau kantong keresek sebagai kemasan pakan satwa. Pedagang diminta menggunakan tali dari bambu atau tali dari batang pohon pisang.

“Kita mau jelaskan ini supaya kita sudah komit untuk menjaga kesehatan satwa dan menjaga ekonomi masyarakat. Pengunjung senang, hewan kenyang,” ujarnya.

Taman Safari meminta pedagang tidak mengemas pakan dengan kemasan plastik, tidak mengikat pakan dengan plastik dan menyediakan dan menjual pakan satwa yang segar. Selain itu Taman Safari juga meminta pedagang untuk merapikan dagangannya sehingga tidak terlalu melebar ke jalanan dan membuat macet.

Pedagang wortel di Taman Safari menggunakan plastik untuk mengemas pakan satwa. Ke depan mereka dilarang menggunakan kemasan plastik atau tali rafia. (dok Taman Safari)

Larangan ini disanggupi oleh para pedagang. Menurut Ketua Paguyuban Pedagang Taman Safari Agus Supriatna, sebenarnya larangan ini sudah disosialisasikan sejak tahun lalu.

“Alhamdulillah aturan ini tidak akan memberatkan dari awal juga tidak keberatan. Kalau bagi kami kan itu berarti menjaga keamanan dan kesehatan, hewan, menjaga stabilitas di Taman Safari. Kalau masalah ikatannya wortel bisa menggunakan dari bambu, tidak pakai plastik, jadi ngasi ke tamu itu tidak pakai kantong kresek, kalau membeli pisang, kalau masih ada plastiknya nanti dipotong plastiknya,” ujar Agus.

(ddn/fem)

Membagikan
Exit mobile version