Selasa, Februari 25


Tokyo

Ada fakta menarik tentang Jepang yang belum banyak traveler tahu. Ternyata, ada banyak orang Jepang yang tidak memiliki paspor. Kenapa ya?

Di tengah derasnya arus globalisasi, warga Jepang ternyata justru semakin jarang bepergian ke luar negeri. Data terbaru menunjukkan, hanya sekitar satu dari enam warga Jepang yang memiliki paspor.

Angka ini menurun drastis dibandingkan sebelum pandemi, menandakan pergeseran tren perjalanan masyarakat Negeri Sakura.


Sebagai perbandingan, sekitar 50 persen warga Amerika Serikat memiliki paspor. Angka itu melonjak tajam dari hanya lima persen pada tahun 1990. Sementara itu, di Korea Selatan, sekitar 60 persen populasi memiliki paspor, berdasarkan data dari pemerintah Seoul.

Melansir CNBC TV, hingga Desember 2024, hanya sekitar 21,6 juta paspor Jepang yang masih berlaku atau setara 17,5 persen dari total populasi negara itu. Padahal sebelum pandemi Covid-19, jumlah pemegang paspor di Jepang mencapai sekitar 25 persen.


Menariknya, paspor Jepang sebenarnya jadi salah satu yang paling kuat di dunia. Menurut Henley Passport Index, paspor Jepang menduduki peringkat kedua terkuat di dunia bersama Korea Selatan, memungkinkan warganya untuk bepergian tanpa visa ke 190 negara di dunia.

Lantas, kenapa minat bepergian orang Jepang ke luar negeri malah turun?

Ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya minat warga Jepang untuk bepergian ke luar negeri. Selain dampak pandemi yang masih terasa, melemahnya nilai tukar yen juga menjadi alasan utama.

Dalam lima tahun terakhir, yen kehilangan sekitar sepertiga nilainya, membuat perjalanan ke luar negeri menjadi lebih mahal bagi warga Jepang.

Ditambah dengan tingkat inflasi yang meningkat dan minat yang kembali tumbuh terhadap perjalanan domestik, banyak warga memilih untuk tetap berlibur di dalam negeri.

Minat bepergian ke luar negeri di Jepang sebenarnya sudah mengalami lonjakan sejak akhir 1980-an. Pada 1990, lebih dari 10 juta warga Jepang melakukan perjalanan ke luar negeri, angka yang kemudian meningkat menjadi 20 juta sebelum pandemi melanda.

Tahun ini, jumlah warga Jepang yang diperkirakan akan melakukan perjalanan ke luar negeri mencapai sekitar 14,1 juta, menurut estimasi agen perjalanan terbesar di Jepang, JTB.

Meski belum kembali ke angka sebelum pandemi, tren ini diprediksi akan terus meningkat jika nilai tukar yen kembali stabil.

“Dalam beberapa tahun terakhir, pelemahan yen yang drastis menyebabkan banyak orang menunda perjalanan ke luar negeri. Namun, begitu pasar valuta asing stabil, tren perjalanan internasional diperkirakan akan meningkat kembali,” demikian pernyataan JTB dalam laporannya yang dirilis Januari lalu.

Di sisi lain, meski hanya sedikit warganya yang bepergian ke luar negeri, Jepang justru mengalami lonjakan jumlah wisatawan asing yang datang.

Tahun lalu, negara ini mencatat rekor dengan lebih dari 36 juta kunjungan wisatawan mancanegara, dan banyak dari mereka memadati destinasi wisata populer seperti Kyoto.

Dengan dinamika ekonomi dan pariwisata yang terus berubah, masih menjadi pertanyaan apakah warga Jepang akan kembali bepergian ke luar negeri dalam jumlah besar seperti sebelumnya atau lebih memilih menikmati keindahan negeri sendiri.

——–

Artikel ini telah tayang di CNN Indonesia.

(wsw/wsw)

Membagikan
Exit mobile version