Minggu, Oktober 6


Jakarta

Uni Eropa telah menetapkan tarif impor tinggi untuk mobil listrik yang diimpor dari China. Akankah mobil listrik buatan China itu naik harga?

Sejumlah produsen mobil listrik yang mendatangkan mobilnya dari China dan dijual di Eropa tengah menghadapi aturan baru. Ya, mobil listrik yang diimpor dari China itu dikenakan tarif impor tinggi di Benua Biru. Beberapa pabrikan tengah menyiapkan langkah untuk menghadapi tarif impor yang tinggi tersebut.

Untuk diketahui pengenaan tarif impor tinggi ini tidak hanya berlaku untuk merek China. Namun juga produsen lain yang mengimpor mobil dari Negeri Tirai Bambu. Beberapa di antaranya tengah mempertimbangkan untuk menaikkan harga atau menempuh jalan lainnya. Sejauh ini, baru Tesla yang terang-terangan mengumumkan adanya kenaikan harga mobil di Eropa akhir tahun.


Bagaimana dengan produsen lainnya? Diberitakan Reuters, BYD belum memutuskan untuk menaikkan harga mobil listrik yang dijual di Eropa. Sekadar informasi, BYD akan dikenakan bea impor 17,4 persen dari sebelumnya 10 persen.

Sedangkan Chery berencana memproduksi mobil listrik di Spanyol lewat perusahaan patungan bersama dengan EV Motors. Langkah ini dipercaya bisa mengimbangi tarif impor mobilnya ke Uni Eropa.

Produksi rencananya akan dilakukan di Barcelona mulai akhir tahun ini, demikian diungkap Wakil Presiden perusahaan Charlie Zhang. Zhang menambahkan produksi di lokasi itu tak cukup besar untuk mengakomodasi rencana produksi jangka menengah dan jangka panjang produsen mobil di Eropa. Kabarnya, Chery tengah mencari lokasi kedua yang memungkinkan untuk produksi mobil.

MG juga belum berencana untuk menaikkan harga. Perusahaan menyebut stok kendaraannya masih cukup hingga November tanpa perlu menaikkan harga. Mobil listrik MG itu diproduksi oleh SAIC. SAIC diketahui dikenakan tarif impor yang cukup tinggi yaitu 37,6 persen.

Sementara Nio mengungkap rencananya untuk melakukan penyesuaian harga di Eropa karena penerapan bea impor tinggi. Namun demikian, Nio berharap bisa mendapat solusi dari Uni Eropa sebelum aturan itu resmi diberlakukan pada November. Nio dikenakan tarif impor sebesar 20,8 persen.

Polestar juga sudah menyiapkan langkah menghadapi kenaikan bea impor itu. Langkah itu termasuk pengurangan biaya di seluruh rantai pasokan tapi bukan pemutusan hubungan kerja.

Selanjutnya ada SAIC yang akan meminta dengar pendapat dari badan eksekutif Uni Eropa soal bea masuk besar yang dibebankan pada perusahaannya itu.

“Komisi Eropa mengabaikan beberapa informasi dan argumen yang diajukan SAIC selama penyelidikan,” ungkap SAIC dalam pernyataannya.

Terakhir ada Tesla yang sudah mengumumkan kenaikan harga Model 3 sebagai kompensasi dari bea impor tinggi di Eropa.

(dry/din)

Membagikan
Exit mobile version