Selasa, Januari 21


Jakarta

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyambangi Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf di kantor Kemensos, Jakarta. Pertemuan itu salah satunya membahas program pembagian bibit tanaman pangan untuk masyarakat miskin.

Menurut Sudaryono, program Pangan Bergizi, yang digagas Kementan, menyasar masyarakat miskin di desa-desa. Mereka akan diberi bibit tanaman hingga hewan untuk dirawat di pekarangan rumah.

“Di Kementerian Pertanian ada program namanya Pangan Bergizi, itu adalah kita bagaimana membantu kepada masyarakat rumah-rumah itu diberi bibit, diberi benih, kemudian diberdayakan supaya paling tidak kebutuhan pangan dia sehari-hari yang bisa diproduksi di pekarangan itu, betul-betul bisa produksi,” kata Sudaryono kepada wartawan seusai pertemuan di Kementerian Sosial, Jakarta Pusat, Senin (20/1/2025).


Dia menerangkan program ini akan banyak manfaatnya. Mulai dari mengurangi biaya belanja kebutuhan pangan hingga menekan inflasi.

“Yang kedua adalah menekan inflasi dan beberapa komoditi khususnya cabai, kemudian sayuran, buah-buahan dan seterusnya,” ungkapnya.

Selain itu, kedatangan Wamentan ke Kemensos juga berkaitan dengan rencana implementasi data tunggal. Data tersebut akan dipakai agar program yang digarap Kementerian Pertanian tepat sasaran.

“Kita ingin Kementerian Pertanian nanti kami mohon dari Pak Menteri (Sosial), dari Dinas Sosial, daerah-daerah mana saja, mana masyarakat yang miskin itu kita bisa berdayakan untuk dari sektor pertanian, dalam kaitannya untuk mensukseskan program Presiden untuk pengentasan kemiskinan. Saya kira itu pokok yang kita bahas pada siang hari ini,” jelasnya.

Soal petani penggarap lahan, Sudaryono menyebut Kementan akan memberdayakan mereka. Pemerintah akan memberikan bibit, pupuk, hingga menyiapkan irigasi bagi petani penggarap.

“Ini udah beres nih ada inpres irigasi. jadi irigasi di tahun ini kita bereskan semua, dan yang ketiga yang paling gaduh urusan pupuk,” ucapnya.

“Nah pupuk ini sudah beres. Kalau tahun-tahun sebelumnya, daftar penerima pupuk itu baru bisa diserahkan ke pupuk Indonesia, itu di tengah tahun, di bulan April, di tahun berjalan, maka sekarang ini daftarnya sudah diberikan di Desember tahun sebelumnya,” sambungnya.

Untuk itu pengambilan pupuk sudah bisa dilakukan sejak 1 Januari 2025. Pupuk bisa diambil di kios-kios.

“Artinya adalah rakyat ini lagi semangat nanam, itu sudah dari sisi produksi. Tentu saja kalau sudah terpenuhi tiga tadi, yang terakhir sekarang kita lagi banyak keliling ke daerah adalah memastikan harga pembelian gabahnya harus bagus,” ujarnya.

Sudaryono menyebut Presiden sudah mengumumkan keputusan harga gabah HPP-nya naik dari Rp 6.000 ke Rp 6.500. Katanya, jika ada daerah yang masih kurang, itu akan langsung didatangi.

“Jangan sampai, mohon maaf, kita selalu mengatakan tengkulak, jangan sampai tengkulak ini jadi kompeni baru, saya selalu mengatakan begitu. Bagaimana dia tidak ikut menanam, tidak ikut mupuk, tidak ikut ke sawah, hanya beli, tapi dia mengambil untungnya paling banyak,” ucapnya.

Pada kesempatan serupa, Menteri Sosial Saifullah Yusuf mengatakan pertemuan keduanya membahas data. Mereka ingin berkolaborasi untuk pengentasan kemiskinan lewat pertanian.

“Kita akan coba fokus kepada dunia pertanian apa yang bisa dilakukan dengan data baru ini, ya. Terutama untuk mendorong ketahanan pangan,” kata Saifullah Yusuf.

Lihat juga Video: Dukung Swasembada Pangan, Polres Jakbar Tanam Bibit di Lahan 1,5 Hektare

[Gambas:Video 20detik]

(aik/aik)

Membagikan
Exit mobile version