
Jakarta –
Kemenpora menerapkan skala prioritas lebih ketat untuk ajang-ajang yang diikuti cabang olahraga pada tahun 2025 ini. Agenda cabang olahraga pun dipilah-pilah.
Demikian disampaikan Wamenpora Taufik Hidayat, mengingat saat ini tidak semua usulan cabang olahraga bisa disetujui. Hal ini merupakan bagian dari dampak efisiensi anggaran.
“Dengan berbagai prioritas-lah. Kita harus, yang tadinya memang awal dan akhir tahun sebelum ada efisiensi ini, semuanya ada kan dengan super prioritas yang Olimpiade, yang potensi medali, terus yang ikut Asian Games, SEA Games,” kata Taufik saat ditemui di Pelatnas PBSI, Cipayung, Rabu (19/2/2025).
“Tapi kan kita juga tahun ini kan ada SEA Games juga dan yang lain-lain juga. Jadi lebih prioritas ke yang mana. Kami lagi pilah-pilah,” tuturnya.
Menilik jadwal olahraga pada tahun ini, agenda besarnya ialah SEA Games di Thailand, yang berlangsung Desember 2025. Sebelum itu, beberapa cabor juga akan mengikuti sejumlah single event. Sebagai contoh angkat besi akan ada Kejuaraan Dunia junior dan senior di Lima, Peru pada 30 April hingga 5 Mei.
Indonesia juga tercatat bakal menjadi tuan rumah Kejuaraan Dunia Senam Artistik FIG ke-53 di Indonesia Arena, Jakarta, pada 19-25 Oktober 2025.
“Semoga kita bisa berjalan terus dan kami juga tetap berusaha agar kembali normal. Karena olahraga itu enggak bisa gitu, enggak bisa ditunda juga. Tapi saya harap ya bersabar, itu pertama. Yang kedua, ya ketua cabornya punya tanggung jawab sama atlet itu,” tutur pria berusia 43 tahun.
Kemenpora saat ini tengah melakukan tinjauan kepada sejumlah cabang olahraga, terutama kepada cabang-cabang potensi medali. Saat ini tercatat sudah ada empat cabor yaitu angkat besi, bulutangkis, panahan, dan panjat tebing, menyusul atletik yang melakukan review pada hari Rabu ini.
“Sejauh ini sudah empat yang di-review. Tapi kapan review selesai? Kami juga inginnya cepat ya, cepat beres. Maksudnya, program untuk 2025 itu kan di 2024 akhir, di awal tahun 2025 program sudah jelas semua dan bisa jalan semua, jadi tidak perlu review apa lagi gitu. Itu jika programnya sudah jelas tinggal kita support, pemerintah support, kita reward-nya dari setiap cabor,” kata Taufik.
(mcy/krs)