Minggu, September 29


Jakarta

Banyak jemaah haji mencari teman dan keluarga mereka yang hilang pada Rabu (19/6/2024), ketika jumlah korban tewas dalam ibadah tahunan ini meningkat di tengah suhu terik nyaris 52 derajat Celcius. Jumlahnya melonjak nyaris dua kali lipat dibandingkan hari sebelumnya, melampaui 900 jiwa.

Beberapa jemaah mencari kerabat dengan mengunjungi banyak rumah sakit, serta mencari berita secara daring. Mereka khawatir keluarganya juga terserang heat stroke.

Dari sekitar 1,8 juta jemaah di Arab Saudi, banyak di antaranya merupakan kelompok lansia dan memiliki sistem kekebalan imunitas lemah.


Seorang diplomat Arab mengatakan kepada AFP, kematian di antara warga Mesir saja telah melonjak menjadi setidaknya 600 orang, dari lebih dari 300 orang pada hari sebelumnya, sebagian besar disebabkan panas yang tak kenal ampun.

Angka tersebut menjadikan total korban tewas yang dilaporkan sejauh ini mencapai 922 orang, menurut hitungan AFP yang dirilis oleh berbagai negara.

Mabrouka binti Salem Shushana dari Tunisia, berusia awal 70-an, telah hilang sejak puncak ibadah haji pada hari Sabtu di Gunung Arafat, kata suaminya, Mohammed, kepada AFP pada hari Rabu.

Karena dia tidak terdaftar dan tidak memiliki izin haji resmi, dia tidak dapat mengakses fasilitas ber-AC yang memungkinkan jamaah untuk sementara mendinginkan diri.

“Dia seorang wanita tua. Dia lelah. Dia merasa kepanasan dan dia tidak punya tempat untuk tidur,” katanya. “Aku mencarinya di semua rumah sakit. Sampai saat ini aku belum tahu.”

Facebook dan jaringan media sosial lainnya dibanjiri dengan foto-foto orang hilang dan permintaan informasi. Mereka yang mencari berita termasuk keluarga dan teman Ghada Mahmoud Ahmed Dawood, seorang peziarah asal Mesir yang belum ditemukan sejak Sabtu.

“Saya menerima telepon dari putrinya di Mesir yang meminta saya untuk memasang postingan apa pun di Facebook yang dapat membantu melacak atau menemukannya,” kata seorang teman keluarga yang tinggal di Arab Saudi, yang berbicara tanpa menyebut nama karena tidak ingin marah. otoritas Saudi.

“Kabar baiknya adalah sampai saat ini kami tidak menemukannya dalam daftar orang yang meninggal, sehingga memberi kami harapan dia masih hidup.”

Menurut sebuah penelitian di Saudi yang diterbitkan bulan lalu, suhu di wilayah tersebut meningkat 0,4 derajat Celcius setiap dekade.

Selain di Mesir, korban jiwa juga telah dikonfirmasi di Yordania, Indonesia, Iran, Senegal, Tunisia, dan wilayah otonomi Kurdistan di Irak, meskipun dalam banyak kasus pihak berwenang belum merinci penyebabnya.

Diplomat Arab kedua mengatakan kepada AFP pada hari Rabu bahwa para pejabat Yordania sedang mencari 20 jamaah yang hilang, meskipun 80 kasus lain yang semula dilaporkan hilang kini ditemukan berada di rumah sakit.

Sementara diplomat Asia mengatakan kepada AFP bahwa ada sekitar 68 orang tewas dari India dan yang lainnya hilang.

“Ada yang (meninggal) karena sebab alamiah dan kita banyak jemaah usia lanjut. Dan ada juga yang karena kondisi cuaca, itu yang kita asumsikan,” tuturnya.

Arab Saudi belum memberikan informasi mengenai korban jiwa, meskipun melaporkan lebih dari 2.700 kasus kelelahan akibat panas pada hari Minggu kemarin.

(naf/naf)

Membagikan
Exit mobile version