Senin, Maret 17

Jakarta

Sebuah penelitian terbaru telah mengungkap fenomena menakjubkan dalam dunia biologi. Paus sperma ternyata memiliki sistem komunikasi terstruktur dengan suara layaknya bahasa untuk manusia.

Para ilmuwan telah membuat terobosan luar biasa dengan mengidentifikasi bahwa paus sperma kemungkinan besar adalah spesies non-manusia pertama yang menggunakan suara khusus sebagai unit dasar untuk berkomunikasi secara kompleks. Temuan ini mengejutkan dan membuka kemungkinan baru dalam memahami kemampuan komunikasi hewan selain manusia.

Penelitian terbaru yang diterbitkan oleh proyek CETI, sebuah organisasi nirlaba konservasi dan penelitian, mengungkapkan bahwa vokalisasi paus sperma lebih ekspresif dan terstruktur daripada yang sebelumnya dipercayai.


Pratyusha Sharma dari Massachusetts Institute of Technology, peneliti utama dalam studi ini menjelaskan, “Temuan kami membuka kemungkinan bahwa komunikasi paus sperma mungkin memberikan contoh pertama tentang fenomena serupa pada spesies lain.”

Penemuan ini muncul berkat analisis vokalisasi paus sperma dari sekitar 60 hewan yang direkam antara tahun 2005 dan 2018. Dikutip dari The Sun pada Senin (13/5/2024) melalui penelitian ini, para peneliti menemukan ribuan contoh set unik dan akhirnya menemukan beberapa ‘koda’ yang diulang sepanjang 2 detik.

Koda adalah unit dasar dalam berbicara, yang dapat dianggap sebagai kata dalam komunikasi bagi manusia. Mereka mencatat bahwa set suara yang digunakan oleh paus sperma bervariasi berdasarkan konteks, dengan perubahan ritme dan tempo suara. Pola-pola dan pengulangan seperti ini belum pernah terjadi di luar manusia sebelumnya.

Sharma dan rekan-rekannya menjelaskan, “Sistem vokalisasi kombinatorial yang cukup besar sangat jarang terjadi di alam. Namun, penggunaan oleh paus sperma menunjukkan bahwa mereka bukanlah manusia yang unik, dan dapat muncul dari tekanan fisiologis, ekologi, dan sosial yang sangat berbeda.”

Diagram Bahasa Paus Sperma. Foto: (Sharma et al/Nature Communications)

Contoh lain yang paling mirip dengan kemampuan komunikasi kombinatorial seperti manusia di alam hewan berasal dari serangga, khususnya lebah. Lebah mengkomunikasikan makna kompleks melalui gerakan tubuh atau tarian, bukan dengan suara. Mereka telah teramati melakukan langkah-langkah tarian yang berbeda untuk menyampaikan informasi seperti lokasi sumber makanan.

Untuk saat ini, para peneliti dari CETI menyatakan bahwa riset mereka hanya merupakan langkah awal untuk penelitian lebih lanjut. Mereka menganalisis suara dan unit dasarnya (koda), bukan sistem semantik atau makna yang mungkin membentuk ‘kalimat’ dalam komunikasi paus. Dengan kata lain, penelitian ini berfokus pada unsur dasar komunikasi paus, bukan strukturnya yang lebih kompleks.

“Perlu pemahaman mendalam tentang struktur sistem komunikasi sebelum membuat kesimpulan lebih besar tentang penelitian dasar ini,” tulis mereka.

Mereka berharap studi ini akan mengarah pada penelitian masa depan yang mencakup eksperimen pemutaran interaktif dengan paus di alam liar untuk memahami lebih mendalam tentang struktur sistem komunikasi paus sperma.

*Artikel ini ditulis oleh Fadhila Khairina Fachri, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Simak Video “Penampakan Paus Sperma Mati Terdampar di Pantai Jembrana
[Gambas:Video 20detik]

(fay/fay)

Membagikan
Exit mobile version