Sabtu, September 14

Jakarta

Roket Falcon 9 milik SpaceX mengalami kegagalan yang menyebabkan satelit Starlink, satelit internet milik perusahaan itu, berada di orbit yang sangat rendah sehingga dipastikan akan jatuh melalui atmosfer dan terbakar.

Meski demikian, tidak dapat sisa-sisa benda di orbit Bumi buatan manusia itu mungkin tidak habis terbakar, dan ada potensi menambah padat sampah antariksa atau jatuh ke Bumi.

Pada akhir April lalu, seorang petani di Kanada menemukan sampah antariksa berukuran besar di ladang yang diyakini jatuh dari misi SpaceX. Sampah tersebut berukuran lebar 2 meter dan berat 40 kilogram. Sampah tersebut mendarat di pertanian Barry Sawchuk di provinsi Saskatchewan, timur laut kota Regina.


Sawchuck menggambarkannya sebagai potongan serat karbon yang terbakar dengan kisi-kisi aluminium berbentuk sarang lebah di antaranya, dan terlihat sesuatu yang tampak seperti silinder hidrolik.

“Kami tahu sampah itu berasal dari langit, karena sampah itu tidak bisa sampai di sana dengan sendirinya,” kata Sawchuk dikutip dari IFL Science, Senin (15/7/2024).

“Mungkin ini termasuk keberuntungan. Jika benda itu jatuh di tengah Regina atau kota padat seperti New York misalnya, bisa saja insiden ini membunuh seseorang,” kata profesor astronomi dari Regina University, Samantha Lawler.

Astronom Jonathan McDowell, dari Harvard & Smithsonian Center for Astrophysics berbagi di X/Twitter bahwa ada misi baru yang melintasi Saskatchewan. Bagian Dragon Trunk dari misi Axiom 3 kembali ke sana pada 26 Februari. Ketika ditanya apakah wajar jika bagian wahana luar angkasa sebesar itu bisa selamat dari pembakaran di atmosfer, ia memberikan jawaban singkat.

“Kami menemukan bahwa bahan komposit yang membentuk bagasi mampu bertahan saat kembali ke atmosfer dengan sangat baik,” kata McDowell.

Ini bukan pertama kalinya serpihan puing SpaceX jatuh ke Bumi. Serpihan dari misi SpaceX Crew-1 jatuh di Australia pada tahun 2022.

Tak lama sebelum jatuhnya puing di Kanada, serpihan dari sampah Stasiun Luar Angkasa Internasional jatuh ke sebuah rumah di Florida, Amerika Serikat.

Jumlah objek di orbit telah meningkat pesat beberapa tahun belakangan karena keberadaan megakonstelasi seperti Starlink milik SpaceX. Sampah antariksa kemungkinan besar ada di sana. Jika tidak benar-benar terbakar, benda-benda ini kemungkinan besar akan jatuh ke Bumi.

Roket Falcon 9 lepas landas dari California, AS pada Kamis (11/7) malam waktu setempat, membawa 20 satelit Starlink. Beberapa menit setelah penerbangan, mesin tahap atas mengalami malfungsi. Pada Jumat (12/7), SpaceX mengumumkan bahwa malfungsi disebabkan kebocoran oksigen cair.

Perusahaan milik Elon Musk itu mengatakan, pengendali penerbangan berhasil melakukan kontak dengan separuh satelit dan berupaya mendorongnya ke orbit yang lebih tinggi menggunakan pendorong ion di dalam pesawat. Namun, dengan ujung rendah orbitnya hanya 135 kilometer di atas Bumi, daya yang diperlukan kurang dari separuh.

“Dorongan maksimum yang tersedia sepertinya tidak cukup untuk berhasil mengangkat satelit,” kata SpaceX seperti dikutip dari NPR.

SpaceX mengatakan, satelit-satelit itu akan memasuki kembali atmosfer dan terbakar. Tidak disebutkan kapan satelit-satelit itu akan jatuh. Lebih dari 6.000 Starlink yang mengorbit saat ini menyediakan layanan internet bagi pelanggan di beberapa sudut paling terpencil di dunia.

(rns/fay)

Membagikan
Exit mobile version