Sabtu, Maret 22


Jakarta

Kecelakaan bus pariwisata yang mengangkut siswa SMK Depok mendapat perhatian dunia. Media internasional ramai memberitakan insiden maut tersebut.

“Setidaknya 11 orang tewas, kebanyakan siswa, dalam kecelakaan bus setelah rem blong, kata polisi,” tulis AFP sebagai judul berita pada Senin (13/5/2024).

AFP menyoroti kronologi kecelakaan secara lengkap berdasarkan pernyataan Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast. Media berbasis di Paris itu juga mengungkapkan kecelakaan maut di Indonesia berulang kali terjadi karena kendaraan tidak terawat dengan baik.


Dua kecelakaan maut lain yang disinggung AFP adalah insiden Gran Max yang menabrak bus saat contraflow di Tol Jakarta-Cikampek pada arus mudik Lebaran 2024 dan bus pariwisata yang terjun ke jurang di Puncak, Bogor pada 2021.

“Kecelakaan lalu lintas yang mematikan sering terjadi di Indonesia, kendaraan sering kali sudah tua atau tidak dirawat dengan baik, dan peraturan lalu lintas sering diabaikan. Bulan lalu, setidaknya 12 orang tewas ketika sebuah mobil menabrak bus dan mobil lain di jalan raya yang sibuk di Jawa Barat, saat banyak yang bepergian untuk merayakan Idul Fitri bersama kerabat di akhir bulan suci Ramadhan,” begitulah pemberitaan AFP.

Selain AFP, Associated Press (AP), sebuah kantor berita nirlaba yang berkantor pusat di New York City, dan media AS lainnya, The New York Times juga menyoroti kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi di Indonesia karena standar keselamatan di Indonesia dinilai buruk.

“Kecelakaan lalu lintas sering terjadi di Indonesia karena buruknya standar keselamatan dan infrastruktur. Tahun lalu, sebuah bus wisata dengan pengemudi yang mengantuk menabrak papan reklame di jalan raya di Jawa Timur, menewaskan sedikitnya 14 orang dan melukai 19 lainnya. Pada tahun 2021, sebuah bus wisata jatuh ke jurang di resor perbukitan Puncak di Jawa Barat setelah remnya tidak berfungsi, menewaskan sedikitnya 27 orang dan melukai 39 lainnya,” tulis AP.

Kronologi menyebutkan kecelakaan bus pariwisata tersebut bermula saat rombongan SMK Lingga Kencana Depok melakukan perpisahan sekolah pada Sabtu (11/5).

“Kendaraan Bus Trans Putera Fajar AD-7524-OG datang dari arah selatan menuju utara pada saat melaju pada jalan yang menurun oleng ke kanan menabrak kendaraan Feroza dari arah berlawanan,” kata Kabid Humas Polda Jawa Barat Kombes Jules Abraham Abast pada Sabtu.

“Bus terguling ke kiri posisi ban kiri di atas dan terselusur sehingga menabrak tiga kendaraan jenis roda dua yang terparkir di bahu jalan,” katanya.

“Bus terhenti setelah menabrak tiang yang ada di bahu jalan arah Subang menuju Bandung tepatnya di depan Masjid As Sa-dah,” Jules menambahkan.

Dalam laporan terakhir, jumlah korban meninggal dunia akibat kecelakaan ini berjumlah 11 orang, dan belasan orang mengalami luka-luka. Sedangkan kondisi sopir mengalami luka berat dan sedang mendapatkan perawatan medis.

Bus tidak berizin

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) juga buka suara terkait kecelakaan maut ini. Mereka mengatakan status uji layak bus itu telah kedaluwarsa sejak akhir tahun 2023.

“Saat ini Ditjen Hubdat telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk terus melakukan investigasi mendalam terkait kecelakaan tersebut. Adapun pada aplikasi Mitra Darat, bus tersebut tercatat tidak memiliki izin angkutan dan status lulus uji berkala telah kedaluwarsa sejak 6 Desember 2023,” kata Kepala Bagian Hukum dan Humas Ditjen Perhubungan Darat, Aznal, Sabtu.

Simak Video “Fakta dan Kronologi Kecelakaan Maut Bus Pelajar di Subang
[Gambas:Video 20detik]
(bnl/fem)

Membagikan
Exit mobile version