Rabu, September 25


Jakarta

Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus menggenjot program hilirisasi jelang akhir masa jabatan. Kali ini, Jokowi meresmikan produksi awal dari tiga smelter sekaligus dalam waktu 2 hari.

Dua smelter tembaga dan satu smelter bauksit telah diresmikan produksinya Jokowi dalam sisa masa jabatan yang tak sampai sebulan. Jokowi menyatakan smelter-smelter ini dibangun demi mentransformasi Indonesia menjadi negara industri. Smelter disebutnya sebagai jejak awal peradaban industrialisasi di Indonesia.

“Ini merupakan jejak-jejak industrialisasi dimulainya industrialisasi di Indonesia,” ujar Jokowi saat meresmikan smelter bauksit Borneo Alumina Indonesia di Mempawah yang disiarkan virtual, Selasa (24/9/2024).


Berikut ini daftar 3 smelter yang produksi perdananya diresmikan Jokowi:

Smelter Amman di Sumbawa Barat

Smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT Amman Mineral di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) menjadi yang pertama kali diresmikan Jokowi pabrik dan pengolahan perdananya. Smelter ini mampu mengolah konsentrat tembaga menjadi katoda, logam mulai emas, perak, hingga asam sulfat.

Jokowi memaparkan smelter Amman dibangun dengan investasi Rp 21 triliun dengan dilengkapi teknologi double flash cyclone. Katoda tembaga adalah produk paling utama dari smelter yang satu ini.

“Alhamdulillah hari ini kita akan resmikan smelter tembaga dan pemurnian logam mulia PT Amman dengan investasi Rp 21 triliun. Ini bukan uang kecil, ini investasi sangat besar, dan smelter ini menggunakan teknologi double-flash cyclone untuk hasilkan katoda tembaga sebagai produk utama,” beber Jokowi saat meresmikan smelter disiarkan virtual.

Orang nomor satu di Indonesia itu mengatakan Amman bisa mengolah hingga 900 ribu ton konsentrat tembaga per tahun lewat smelter ini.

Dari jumlah konsentrat sebesar itu, smelter Amman digadang-gadang mampu memproduksi 220 ribu ton katoda tembaga, 18 ton kurang lebih emas, 55 ton perak, dan 850 ribu ton asam sulfat by product.

Smelter Freeport di Gresik

Jokowi kemudian meresmikan produksi perdana smelter PT Freeport Indonesia di Gresik, Jawa Timur. Smelter yang dibangun Rp 56 triliun ini digadang-gadang bisa memproduksi 900.000 ton katoda tembaga per tahun.

Eks Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, pembangunan smelter ini adalah upaya menyongsong Indonesia sebagai negara industri. Sumber daya alam (SDA) tidak lagi diekspor mentah namun akan hilirisasi terlebih dahulu untuk dapat nilai tambah.

“Pembangunan smelter ini merupakan usaha kita menyongsong Indonesia menjadi negara industri maju yang mengolah sumber daya alamnya sendiri dan tidak ekspor bahan mentah atau raw material,” beber Jokowi dalam peresmian yang dilakukan virtual.

Dari investasi Rp 56 triliun tadi, smelter Gresik dapat mengolah 1,7 juta ton konsentrat tembaga yang dibawa dari Papua menjadi 900 ribu ton katoda tembaga, 50 ton emas, dan 210 ton perak.

Smelter Borneo Alumina di Mempawah

Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) milik PT Borneo Alumina Indonesia menjadi pabrik pengolahan berikutnya yang diresmikan Jokowi dalam dua hari kemarin. Smelter yang satu ini dibangun dengan investasi Rp 16 triliun di Mempawah, Kalimantan Barat.

Borneo Alumina Indonesia sendiri adalah perusahaan patungan antara anak buah holding tambang BUMN MIND ID, yaitu Inalum dan Antam.

Smelter bauksit ini akan menghasilkan alumina yang akan diproses lagi menjadi aluminium di smelter Inalum di Kuala Tanjung, Sumatera Utara.

Dengan smelter SGAR ini, Indonesia bisa mengurangi impor aluminium. Jokowi memaparkan selama ini dari total kebutuhan 1,2 juta ton aluminium, 56% didapatkan dengan mengimpor komoditas dari negara lain.

“Kita tahu kebutuhan aluminium di dalam negeri ini 1,2 juta ton, 56% kita impor, kita ada raw material dan bahan bakunya, tapi 56% kita impor. Maka setelah ini selesai produksi, impor bisa setop, nggak impor lagi dan produksi dalam negeri dan kita tidak keluar devisa,” tegas Jokowi saat peresmian.

Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) akan menghasilkan 1 juta ton alumina per tahun dengan bahan baku 3,3 juta ton bauksit per tahun. Sebagian besar produk alumina dari SGAR phase 1 akan dijadikan bahan baku utama untuk smelter aluminium Inalum yang berada di Kuala Tanjung, Sumatera Utara, dengan kapasitas 260 ribu ton alumunium per tahun.

Alumina merupakan bahan utama pembuatan aluminium primer seperti ingot, alloy, billet, bar, keramik, dan produk harian lainnya.

Simak Video: Presiden Jokowi Resmikan Produksi Smelter PT Freeport Indonesia di Gresik

[Gambas:Video 20detik]

(hal/hns)

Membagikan
Exit mobile version