Jumat, Juni 28


Jakarta

Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo buka suara terkait angka kasus stunting yang turun ‘hanya’ 0,1 persen pada tahun 2023 dibandingkan tahun sebelumnya. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023, angka stunting berada di angka 21,5 persen.

Berkaitan dengan hal tersebut, Hasto mengungkapkan salah satu tantangan terbesar dalam proses penanganan stunting adalah perilaku masyarakat khususnya pada kesehatan seksualitas.

“Perlu digalakkan terus perilaku tentang seksualitas atau kesehatan reproduksi. Misalnya masih banyak yang kawin di usia terlalu muda, atau misalnya sudah terlalu tua masih ingin hamil itu kan berisiko,” kata Hasto ketika berbincang dengan detikcom, Senin (24/6/2024).


Hasto mengatakan pada saat ini pihaknya tengah gencar melakukan penimbangan dan pengukuran tinggi badan di seluruh posyandu seluruh Indonesia. Pemeriksaan melalui aplikasi elektronik pencatatan dan pelaporan gizi berbasis masyarakat (EPP-GBM) diharapkan dapat meningkatkan validitas data capaian program penanggulangan stunting.

“Ini dilakukan di posyandu-posyandu seluruh Indonesia sehingga harapannya tidak turun hanya 0,1 persen. Saya yakin dan optimis angka stunting sesungguhnya itu 20 persen,” kata Hasto.

“Jadi ini memang surveinya by name by address. Kalau SKI kemarin itu kan seperti quick count-nya. Nah, jadi ini yang real count-nya lah,” sambungnya.

Hasto mengatakan hingga saat ini pemeriksaan serentak sudah mencakup 72 persen. Harapannya pada akhir Juni, hasil pemeriksaan ini bisa diumumkan pada publik.

“Sampai hari ini sudah mencapai 72 persen, nanti kita tunggu angka akhirnya. Insya Allah di bawah 20 persen. Akan keluar akhir Juni ini,” tandasnya.

(avk/suc)

Membagikan
Exit mobile version