Jumat, September 13


Jakarta

Kanker merupakan masalah kesehatan yang terjadi ketika pertumbuhan sel dalam tubuh tidak terkontrol dan berpotensi menyebar ke bagian tubuh lain. Penyakit ini bisa dialami pada usia berapapun. Namun apa yang membedakan pemicu kanker pada anak dewasa?

Ketua Umum Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof Dr dr Aru W Sudoyo, SpPD-KHOM menjelaskan bahwa faktor risiko pemicu kanker pada orang dewasa mayoritas disebabkan oleh gaya hidup dan lingkungan sekitar. Menurut Prof Aru, penting untuk masyarakat memahami berbagai faktor risiko kanker agar penyakit berbahaya ini dapat dicegah.

Terlebih, penyakit kanker yang dipicu oleh faktor risiko gaya hidup dan lingkungan membutuhkan proses selama 5-20 tahun untuk berkembang.


“95 faktor persen risiko kanker itu dari lingkungan, gaya hidup, kebiasaan, maupun hal-hal yang masuk dalam tubuh atau kita hirup seperti merokok,” kata Prof Aru ketika berbincang dengan detikcom, Sabtu (13/7/2024).

Lantas bagaimana dengan kanker pada anak? Prof Aru mengatakan pemicu kanker anak sama sekali berbeda dengan pada orang dewasa. Dalam banyak kasus, seorang anak bahkan sudah mengidap kanker ketika baru lahir.

Prof Aru mengistilahkan kondisi tersebut sebagai ‘random error’ atau kesalahan gen dalam tubuh anak yang terjadi secara acak.

“Kalau orang dewasa kan mungkin makan nggak bener, kurang olahraga, tapi kalau anak-anak itu belum punya salah apa-apa. Kelainannya itu sudah dari awal, di anak itu, padahal orang tuanya nggak (mengalami). Itu namanya ‘random error’,” ungkap Prof Aru.

Prof Aru mengingatkan, dampak terburuk kanker bisa dicegah dengan penanganan yang tepat. Jika ditemukan secara cepat, kanker pada anak bisa ditangani dengan baik.

Bahkan dalam banyak kasus, penyintas kanker anak kini kembali menjalani hidup yang ‘normal’ seperti orang-orang lainnya. Oleh karena itu, dirinya meminta pasien dan orang tua yang mendampingi anak tidak patah semangat untuk mendapatkan pengobatan.

Secara umum, proses penanganan kanker anak dan dewasa memiliki prinsip dan modalitas yang sama. Hal itu meliputi kemoterapi, radiasi, operasi, atau kombinasi dari beberapa prosedur perawatan kanker. Hal yang membedakan adalah jenis regimen, jenis obat, hingga kombinasi dosis yang diberikan pada pasien kanker.

(avk/sao)

Membagikan
Exit mobile version