Senin, Februari 3


Jakarta

Belum lama ini heboh beberapa mobil mengalami pecah ban dan velg di jalan tol Cipali. Begini penjelasan ahli.

Viral di media sosial video yang memperlihatkan sejumlah mobil mengalami pecah ban di Tol Cikopo-Palimanan (Cipali). Dalam video tersebut, mobil-mobil yang mengalami pecah ban tengah menepi di bahu jalan dan mengganti ban. Menurut perekam, pada titik tersebut banyak terdapat lubang yang memicu mobil pecah ban.

Bambang Widjanarko, Tire and Rim Consultant yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (APTRINDO) Jawa Tengah & D.I. Yogyakarta, menegaskan tidak ada satu pun produk ban yang sengaja didesain oleh pabriknya untuk tahan terhadap benturan. Menurutnya, yang ada hanya ban yang tahan untuk pemakaian jangka panjang dan ban yang tahan terhadap tusukan atau goresan.


“Itu pun tidak seluruhnya berlaku, mengingat bahwa karet compound sebagai bahan baku ban secara dalil fisika pasti kalah kuat dibanding besi atau batu. Jadi ban apa pun yang menghantam bibir lubang dan benda padat lainnya di sepanjang jalan seperti batu, besi atau trotoar pasti akan mengalami kerusakan. Bahkan ban dengan tingkat kekerasan seperti ban untuk keperluan militer (military purpose) pun tidak didesain secara khusus untuk menghantam lubang,” kata Bambang dalam keterangan tertulisnya.

Menurutnya, sebelum adanya Tol Trans Jawa, kasus pecah ban dan velg mobil atau motor pada musim penghujan lebih sering dialami. Namun kini setelah adanya Tol Trans Jawa kasus itu sudah berkurang.

“Dahulu setiap musim penghujan tiba, pasti penjualan ban dan velg selalu meningkat, karena para pengendara menghindari aquaplaning (hilang kendali di atas lapisan air) dan banyak yang rodanya membentur bibir lubang di jalan. Kasus-kasus yang kerap terjadi kala ban membentur bibir lubang dikenal di kalangan teknisi ban sebagai impact burst (benturan), cut burst (terpotong) dan run flat (kehabisan udara),” ujarnya.

Bambang menyebut, bukan berarti semua kendaraan tidak boleh melintasi jalan rusak dan berbatu. Sebenarnya yang merusak ban atau velg adalah menghantam lubang dengan kecepatan tinggi.

“Ada perbedaan jelas antara menghantam lubang dengan melindas lubang. Menghantam lubang terjadi karena pengemudi dikejutkan oleh kemunculan lubang secara tiba-tiba pada kecepatan tinggi, sedangkan melindas adalah melintasi lubang secara perlahan-lahan. Jika pengemudi sudah mengetahui adanya jalanan rusak, maka secara otomatis dia akan menurunkan kecepatannya ketika melintasinya,” ucapnya.

(rgr/din)

Membagikan
Exit mobile version