Rabu, Oktober 9

Jakarta

Hari Tanpa Bayangan atau fenomena Kulminasi Utama terjadi kembali di wilayah Indonesia. Untuk periode kedua fenomena ini di tahun 2024 tengah berlangsung sejak bulan September hingga Oktober dengan waktu yang berbeda di setiap daerah.

Sebelumnya, fenomena Hari Tanpa Bayangan atau Kulminasi Utama periode pertama telah berlangsung pada bulan Februari hingga April lalu. Tepatnya, seperti dilansir BMKG, mulai 21 Februari 2024 di Baa, Nusa Tenggara Timur (NTT) hingga 4 April 2024 di Sabang, Aceh. Sementara untuk periode keduanya terjadi mulai 7 September 2024 di Sabang, Aceh sampai 21 Oktober 2024 di Baa, NTT.

Hari Tanpa Bayangan adalah fenomena Kulminasi Utama, yaitu ketika Matahari berada tepat di posisi paling tinggi di langit saat deklinasi Matahari sama dengan lintang pengamat atau titik zenit. Akibatnya, bayangan benda tegak akan terlihat “menghilang”, karena bertumpuk dengan benda itu sendiri. Oleh karena itu, fenomena Kulminasi Utama disebut sebagai Hari Tanpa Bayangan.


Posisi Indonesia yang berada di sekitar ekuator menyebabkan fenomena Hari Tanpa Bayangan atau Kulminasi Utama di wilayah Indonesia berlangsung dua kali dalam setahun, dengan waktu yang tidak jauh dari saat Matahari berada di khatulistiwa. Di kota-kota lain, fenomena ini terjadi saat deklinasi Matahari sama dengan lintang kota tersebut.

Untuk waktu terjadinya Hari Tanpa Bayangan atau Kulminasi Utama periode kedua di tahun ini berbeda-beda di setiap daerah. Mengutip dari laporan BMKG, berikut ini daftar waktu terjadinya Kulminasi Utama atau Hari Tanpa Bayangan 2024 di kota-kota besar Indonesia:

  • Banda Aceh: 8 September 2024, pukul 12.36.20 WIB
  • Medan: 13 September 2024, pukul 12.21.06 WIB
  • Padang: 25 September 2024, pukul 12.10.25 WIB
  • Pekanbaru: 21 September 2024, pukul 12.07.11 WIB
  • Bengkulu: 2 Oktober 2024, pukul 12.00.14 WIB
  • Jambi: 27 September 2024, pukul 11.56.48 WIB
  • Tanjung Pinang: 20 September 2024, pukul 11.55.34 WIB
  • Palembang: 30 September 2024, pukul 11.50.52 WIB
  • Bandar Lampung: 6 Oktober 2024, pukul 11.47.01 WIB
  • Pangkal Pinang: 28 September 2024, pukul 11.46.07 WIB
  • Serang: 8 Oktober 2024, pukul 11.42.51 WIB
  • Jakarta Pusat: 8 Oktober 2024, pukul 11.40.10 WIB
  • Bandung: 10 Oktober 2024, pukul 11.36.31 WIB
  • Semarang: 10 Oktober 2024, pukul 11.25.10 WIB
  • Yogyakarta: 13 Oktober 2024, pukul 11.24.43 WIB
  • Surabaya: 11 Oktober 2024, pukul 11.15.50 WIB
  • Pontianak: 22 September 2024, pukul 11.35.18 WIB
  • Palangka Raya: 28 September 2024, pukul 11.15.01 WIB
  • Banjarmasin: 1 Oktober 2024, pukul 12.11.14 WITA
  • Samarinda: 24 September 2024, pukul 12.03.28 WITA
  • Tanjung Selor: 15 September 2024, pukul 12.05.51 WITA
  • Denpasar: 15 Oktober 2024, pukul 12.04.43 WITA
  • Mataram: 15 Oktober 2024, pukul 12.01.20 WITA
  • Kupang: 19 Oktober 2024, pukul 11.30.37 WITA
  • Mamuju: 29 September 2024, pukul 11.54.42 WITA
  • Makassar: 6 Oktober 2024, pukul 11.50.23 WITA
  • Palu: 25 September 2024, pukul 11.52.11 WITA
  • Kendari: 3 Oktober 2024, pukul 11.38.54 WITA
  • Gorontalo: 21 September 2024, pukul 11.40.46 WITA
  • Manado: 19 September 2024, pukul 11.34.21 WITA
  • Sofifi: 20 September 2024, pukul 12.23.08 WIT
  • Ambon: 2 Oktober 2024, pukul 12.16.35 WIT
  • Manokwari: 25 September 2024, pukul 11.55.19 WIT
  • Jayapura: 29 September 2024, pukul 11.27.28 WIT.

Kapan Hari Tanpa Bayangan di Wilayahmu?

Untuk selain kota-kota yang telah di sebutkan di atas, dapat dicek waktu terjadinya Kulminasi Utama atau Hari Tanpa Bayangan 2024 di kota masing-masing melalui laporan lengkap yang telah dilansir BMKG sebagai berikut:

BMKG: Hari Tanpa Bayangan di Indonesia

Cara Melihat Hari Tanpa Bayangan

Mengutip dari situs BRIN, berikut ini adalah cara mengamati fenomena Hari Tanpa Bayangan atau Kulminasi Utama:

  1. Siapkan benda tegak seperti tongkat atau spidol atau benda lain yang dapat ditegakkan
  2. Lalu, letakkan benda di permukaan yang rata dan tersorot sinar matahari
  3. Amati bayangan sesuai dengan waktu yang ditentukan
  4. Jangan lupa untuk mendokumentasikannya dengan foto atau rekaman video saat proses tidak adanya bayangan Matahari
  5. Apabila cuaca berawan, fenomena ini dapat disaksikan paling cepat lima menit sebelum atau paling lambat lima menit setelah waktu yang ditentukan. Hal ini dikarenakan di luar rentang waktu lima menit tersebut bayangan akan muncul kembali.

(wia/imk)

Membagikan
Exit mobile version