Jumat, Januari 24


Phnom Penh

Kamboja tengah berusaha keras untuk membangun citra sebagai destinasi wisata yang ramah bagi Muslim.

Melansir Middle East Monitor, Kamis (23/1/2025) pemerintah di sana terus mengembangkan berbagai layanan untuk menarik wisatawan dari Timur Tengah dan Asia Tenggara. Pada tahun lalu, sektor pariwisata internasional di Kamboja mengalami peningkatan sebesar 23%.

Menurut laporan Khmer Times, saat ini negara tersebut berupaya menarik lebih banyak pengunjung dari negara-negara Arab untuk mengimbangi ketergantungannya pada pasar wisata dari Tiongkok.


Dari total 6,7 juta wisatawan asing yang mengunjungi Kamboja tahun lalu, sekitar 430.000 orang (7,3%) berasal dari negara-negara Arab yang menunjukkan kenaikan hampir 20% dibandingkan tahun 2023.

Selain itu, dalam laporan oleh Times menyebutkan sembilan bulan pertama tahun 2024, Kamboja juga menerima lebih dari 123.000 wisatawan dari Indonesia, negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia.

Kementerian Pariwisata Kamboja telah membentuk sebuah kelompok kerja untuk merancang strategi guna meningkatkan daya tarik pariwisata di kalangan wisatawan Muslim yang berpotensi mendatangkan keuntungan.

Direktur Younes Tourism, Taleb Rafat, baru-baru ini menyelenggarakan tur bagi wisatawan dari Arab Saudi, termasuk anggota keluarga kerajaan. Ia menyatakan bahwa persepsi wisatawan Muslim terhadap Kamboja telah berubah, khususnya terkait dengan masalah makanan, akomodasi, dan fasilitas ibadah di negara yang mayoritas penduduknya beragama Buddha tersebut.

“Sekarang mereka sudah memahami situasinya,” ujar Rafat.

Ia menyebut Siem Reap sebagai salah satu destinasi yang populer di kalangan wisatawan Muslim. Di Phnom Penh. Dan beberapa hotel kini telah menyediakan dapur untuk menyajikan makanan halal dan ruang salat yang dilengkapi dengan Al-Quran.

Menurut TTG Asia, Kamboja baru-baru ini juga menandatangani kesepakatan perdagangan dengan Uni Emirat Arab, termasuk peningkatan pertukaran wisata. Pada tahun 2024, Emirates mulai melayani penerbangan langsung dari Dubai ke Phnom Penh melalui Singapura.

Sementara Qatar juga meluncurkan penerbangan langsung antara Phnom Penh dan Doha, dengan pemberhentian di Kota Ho Chi Minh. Selain itu, Etihad dijadwalkan akan mulai mengoperasikan penerbangan antara Abu Dhabi dan Phnom Penh pada bulan Oktober mendatang.

Presiden Asosiasi Agen Perjalanan Kamboja (CATA), Chhay Sivlin, mengatakan bahwa pemerintah dan sektor swasta bekerja sama untuk memperbaiki infrastruktur yang mendukung wisatawan Muslim.

Beberapa inisiatif yang dilakukan meliputi penyediaan ruang salat di bandara, restoran bersertifikat halal, serta layanan yang sensitif terhadap budaya.

“Banyak wisatawan dari Timur Tengah adalah wisatawan dengan pengeluaran tinggi, yang dapat memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian Kamboja,” jelas Sivlin.

Komunitas Muslim yang signifikan seperti yang terdapat di Phnom Penh dan Kampot (sebagian besar terdiri dari Muslim Cham), menawarkan pengalaman budaya yang unik bagi wisatawan yang mencari pengalaman menginap yang lebih mendalam dan berbasis komunitas.

(upd/upd)

Membagikan
Exit mobile version