Jumat, Oktober 25


Jakarta

KAI berkomitmen untuk mendukung keberlanjutan lingkungan melalui pemanfaatan teknologi dalam kinerja operasionalnya. Salah satunya, dengan penggantian komponen prasarana kereta api khususnya pada konstruksi rel di jembatan baja yang sebelumnya menggunakan bantalan dari bahan kayu menjadi bahan sintetis.

“Komponen yang diganti menjadi bantalan sintetis yaitu bantalan kayu di kontruksi jembatan baja. Biasanya bantalan rel pada jembatan baja menggunakan kayu karena lebih ringan dibanding bahan beton yang berat. Saat ini KAI melakukan inovasi mengganti bantalan kayu menjadi bantalan sintetis, karena dinilai jauh lebih ramah lingkungan,” kata Vice President Public Relations KAI Anne Purba dalam rilis kepada detikTravel, Rabu (23/10/2024).

Anne mengatakan pada 2022 KAI melakukan pengadaan bantalan sintetis sebanyak 5.656 batang, kemudian pada 2023 jumlah pengadaannya meningkat menjadi 16.353 batang, selanjutnya pada 2024 KAI memprogramkan mengganti 15.864 batang kayu menjadi sintetis.


KAI ganti bantalan rel dari bahan kayu menjadi sintetis dengan alasan berkelanjutan. (dok. KAI)

“KAI menargetkan menganti seluruh bantalan kayu pada kontruksi jembatan baja menjadi berbahan sintetis di tahun ini. Bantalan kayu selain kurang ramah lingkungan, tentunya kurang tahan lama dan mudah lapuk terutama di daerah dengan tingkat kelembaban yang tinggi. Dengan ciri khas tersebut, masa penggunaan bahan sintesis akan lebih lama dibandingkan dengan bahan kayu, sehingga KAI dapat lebih efesiensi dalam pembiayaan perawatan prasarananya,” kata Anne.

Anne berlasa penggantian bantalan dari kayu ke sintetis itu karena bahan sitetis memiliki umur teknis yang jauh lebih panjang dibandingkan dengan bantalan kayu. Selain itu bahan sitetis memiliki kekuatan lebih tinggi dan juga ketahanan terhadap cuaca jauh lebih baik.

“Dengan begitu biaya perawatan dan masa penggantian bantalan sintetis akan lebih efektif dan efisien dengan jangka waktu lebih lama dibandingkan dengan bantalan kayu. Tidak hanya mempertimbangan efektifitas dan efisiensi, KAI juga sangat mempertimbangan faktor keamanan dan keselamatan saat memutuskan untuk mengganti bantalan kayu dengan sintetis,” kata Anne.

Anne mengatakan KAI telah melakukan serangkaian pengujian untuk memastikan bahwa material bantalan sintetis memenuhi spesifikasi teknis yang ditetapkan. Pengujian tersebut mencakup:

a. Uji kekuatan lentur dan modulus Young pada lenturan (Test of bending strength dan Young’s modulus in flexure).

b. Uji ketahanan beban lentur (Withstand bending load test)

c. Uji ketahanan tekan longitudinal (Longitudinal compressive strength test)

d. Uji kuat geser (Shearing strength test)

e. Uji kuat geser lekat (Adhesion shearing strength test)

f. Uji tegangan tembus arus bolak-balik (Alternating-current breakdown voltage test)

g. Uji resistansi isolasi arus searah (Direct-current insulation resistance test)

h. Uji kekuatan cabut screw spike (Screw spike pulling strength test)

i. Pengukuran dimensi (Measurement of dimensions)

j. Uji ketahanan api (Flame resistance test)

k. Uji ketahanan fatik (Fatigue resistant test)

I. Uji ketahanan terhadap cuaca (Weatherability test)

KAI ganti bantalan rel dari bahan kayu menjadi sintetis dengan alasan berkelanjutan. (dok. KAI)

“Fungsi bantalan rel sangat vital untuk keselamatan perjalanan kereta api. Penggantian bantalan kayu dengan bantalan sintetis tidak hanya menghemat biaya tetapi juga berkontribusi pada kelestarian lingkungan, karena bahan baku yang digunakan tidak berasal dari penebangan pohon,” kata Anne.

“Semakin banyak bantalan sintetis yang dipakai, tentunya batang pohon yang diselamatkan dari penebangan juga semakin banyak. Selain itu, dengan menggunakan bantalan sintesis dapat meningkatkan keselamatan dan keamanan perjalanan kereta api,” Anne menambahkan.

(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version