Jakarta –
Seekor Anakonda dengan berat hingga 400 kg pernah membuat para pekerja konstruksi kaget dan ketakutan. Orang-orang menemukan ular raksasa ini bersembunyi dalam sebuah goa.
Hewan reptil tersebut dilaporkan oleh para pekerja bangunan setelah mereka melakukan peledakan secara terukur di Bendungan Belo Monte, negara bagian di Brasil utara. Tubuh ular ini memiliki panjang sekitar 10 meter dan lebar setidaknya mencapai satu meter.
Tidak diketahui bagaimana ular itu ditemukan dalam kejadian itu, dan tidak jelas pula apakah hewan ini mati karena ledakan atau dibunuh oleh para pekerja. Namun setelahnya, para pekerja dikritik karena mengambil foto dan video dengan ular tersebut.
Dikutip dari The Sun, seperti dilansir Sabtu (29/6/2024), kejadian heboh ini tercatat pada tahun 2016 silam. Diduga bahwa para pekerja membunuh ular itu daripada membiarkannya di habitat aslinya. Cuma memang hal ini belum dikonfirmasi kebenarannya.
Beberapa warganet juga percaya kalau anakonda ini mungkin mati karena ledakan di dalam gua. Diprediksi mungkin reptil raksasa itu terkena puing-puing yang jatuh akibat ledakan.
Video reptil tersebut sempat viral di YouTube dan menunjukkan bagian tubuh ular yang sangat besar. Mereka merantai hewan ini ke mobil derek.
Kemudian para pekerja mengangkat ularnya sampai menunjukkan bagian bawah perutnya yang berbintik-bintik. Hal itu langsung mendapatkan kritikan netizen.
“Saya tidak yakin ini nyata, tetapi jika memang benar, memalukan bagi orang-orang ini karena telah membunuhnya! Ular sebesar itu mungkin sudah hidup untuk waktu yang sangat lama, lalu dibunuh hanya untuk beberapa foto? Sayang sekali,” tulis seorang pengguna.
“Manusia seperti ‘oh, lihatlah seekor ular raksasa yang langka dan mungkin merupakan spesies terakhir di bumi ini, jadi mari kita bunuh dan tunjukkan kepada dunia’,” sindir yang lainnya.
Mengacu data dari The Guinness World Record, untuk hewan mendesis terpanjang di penangkaran saat ini dipegang seekor ular dari Kansas City, Amerika Serikat, yakni oleh Medusa dengan panjang 7,67 meter.
*Artikel ini ditulis oleh Mohammad Frizki Pratama, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.
(Mohammad Frizki Pratama/fay)
