Kamis, Oktober 10


Jakarta

Boeing memprediksi lalu lintas penumpang udara di Asia Tenggara meningkat lebih dari tiga kali lipat dalam 20 tahun mendatang. Kebutuhan untuk pilot pun berlipat ganda.

Operator penerbangan di kawasan Asia Tenggara membutuhkan lebih dari 234.000 pilot baru, teknisi pemeliharaan, dan awak kabin di masa datang. Angka itu berarti lebih dari tiga kali lipat jumlah personel aktif saat ini.

Pertumbuhan itu didorong oleh pertumbuhan ekonomi yang melampaui rata-rata global serta meningkatnya kelas menengah. Untuk memenuhi lonjakan permintaan perjalanan udara, armada pesawat di kawasan ini diperkirakan akan tumbuh lebih dari tiga kali lipat menjadi 4.960 pesawat.


Mengutip data Prospek Pasar Komersial Boeing 2024 (Commercial Market Outlook atau CMO), yang merupakan proyeksi jangka panjang perusahaan untuk pesawat komersial dan layanan pendukung, lalu lintas udara penumpang di Asia Tenggara akan tumbuh sekitar 7,2% per tahun hingga 2043, jauh melampaui tingkat pertumbuhan rata-rata global sebesar 4,7% per tahun.

“Dengan proyeksi Asia Tenggara sebagai kawasan dengan tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di dunia, peningkatan pendapatan rumah tangga akan membuka peluang bagi konsumen baru di pasar penerbangan. Hal ini akan mendorong perkembangan model bisnis berbiaya rendah dan segmen perjalanan wisata,” ujar David Schulte, managing director Boeing Commercial Marketing untuk Asia Timur Laut, Asia Tenggara, dan Oseania.

“Pertumbuhan armada di Asia Tenggara – terutama pesawat berlorong tunggal – akan menjadi kunci dalam meningkatkan konektivitas di kawasan kepulauan ini, sekaligus memenuhi permintaan perjalanan di seluruh Asia-Pasifik, terutama untuk rute menuju Tiongkok dan Asia Timur Laut,” ujar Schulte.

Hingga 2043, Boeing juga memproyeksikan, maskapai di Asia Tenggara akan memperluas pangsa armada Asia-Pasifik mereka dari 17% menjadi 25%. Untuk memenuhi permintaan penerbangan jarak jauh, pesawat berbadan lebar seperti 787 Dreamliner akan menyumbang satu dari lima pengiriman di Asia Tenggara.

Kawasan ini akan membutuhkan lebih dari 120 pesawat kargo baru dan yang dikonversi untuk mendukung rantai pasokan global yang semakin terdiversifikasi serta permintaan e-commerce yang terus meningkat.

(ddn/fem)

Membagikan
Exit mobile version