Kamis, November 7


Phnom Penh

Untuk menarik banyak wisatawan ke Kamboja, pemerintah di sana menggaet para influencer untuk melakukan promosi tentang pariwisata Kamboja.

Pemerintah Kamboja telah meluncurkan kampanye ambisius untuk memanfaatkan kekuatan influencer di media sosial dalam upaya revitalisasi sektor pariwisata negara tersebut.

Melansir Khmer Times, Rabu (6/11/2024) Menteri Pariwisata Kamboja, Huot Hak, mengundang kurang lebih 130 influencer untuk berdiskusi mengenai strategi promosi pariwisata Kamboja. Inisiatif tersebut menandakan perubahan arah dalam pendekatan kementerian yang kini lebih fokus pada keterlibatan digital untuk menjangkau audiens global.


Dengan semakin besarnya pengaruh media sosial dalam menentukan keputusan perjalanan, pemanfaatan influencer secara strategis di Kamboja memberikan potensi keuntungan besar bagi bisnis. Melalui pembagian cerita tentang warisan budaya Kamboja yang kaya, destinasi menarik, serta tradisi lokal di sana.

Para influencer dirasa pemerintah setempat dapat menarik berbagai jenis wisatawan sekaligus mempromosikan pariwisata yang berkelanjutan dan berfokus pada masyarakat. Kampanye itu juga memanfaatkan hubungan yang dimiliki influencer dengan pengikut mereka, memberikan cara promosi yang hemat biaya namun dapat menjangkau banyak orang.

Menurut influencermarketinghub.com, industri pemasaran berbasis influencer diprediksi akan mencapai nilai sekitar USD 24 miliar pada akhir tahun 2024. Baik untuk brand maupun badan pariwisata kini semakin menyadari pentingnya peran influencer dalam membentuk keputusan perjalanan.

Bahkan 85% pemasar kini menganggap promosi melalui influencer sebagai strategi yang efektif, sebuah peningkatan signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Pendiri dan CEO Millennium Destinations, Catherine Germier-Hamel, menyatakan bekerja sama dengan influencer merupakan cara yang paling efektif untuk promosi di era sekarang ini. Tentunya dengan tujuan yang lebih jelas sebelumnya, agar apa yang menjadi tujuan bisa tereksekusi dengan baik.

“Saya sangat percaya pada kekuatan influencer yang positif dengan fokus pada kualitas dan tanggung jawab, bukan hanya kuantitas. Agar pemasaran influencer benar-benar efektif, penting bagi influencer untuk sejalan dengan tujuan dan nilai merek yang mereka wakili,” katanya.

“Dalam konteks pariwisata, destinasi harus memahami tujuan mereka, apakah itu sekadar mencari popularitas jangka pendek atau membangun citra positif jangka panjang,” tambah Catherine.

Dengan melibatkan influencer, terutama mikro influencer yang memiliki pengaruh kuat di kalangan audiens tertentu, Kementerian Pariwisata Kamboja berharapa dapat menarik wisatawan yang lebih terlibat secara mendalam dan bertanggung jawab dengan masyrakat lokal.

Peralihan promosi ke konten yang dipengaruhi oleh influencer itu dirasa Pemerintah Kamboja selaras dengan tujuan untuk mendorong pertumbuhan pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

Selain meningkatkan jumlah pengunjung, promosi melalui influencer juga dapat mendatangkan manfaat ekonomi yang signifikan bagi Kamboja.

Dengan mempromosikan produk-produk buatan lokal Khmer dan kuliner khas, influencer dapat merangsang permintaan terhadap barang kerajinan dan pengalaman kuliner autentik.

Fokus pada pengembangan bisnis lokal akan mendukung usaha kecil dan menengah, juga bagi perekonomian Kamboja, khususnya di sektor pariwisata dan perhotelan. Salah satu aspek utama dari strategi Kementerian adalah mendorong influencer untuk menonjolkan keramahan dan kehangatan masyarakat Kamboja, yang tercermin dalam kehidupan sehari-hari orang Khmer.

Pendekatan tersebut diharapkan dapat memperkuat reputasi internasional Kamboja sebagai destinasi yang aman, ramah, dan kaya budaya yang berbeda dengan beberapa persepsi negatif yang sering dikaitkan dengan negara-negara berkembang.

(upd/wsw)

Membagikan
Exit mobile version