Rabu, Januari 22

Jakarta

Krisis populasi parah mengintai Jepang, di mana angka kelahiran bayi terus menurun. Bahkan seorang pakar demografi memperingatkan jika jumlah kelahiran terus anjlok seperti saat ini, Jepang akan benar-benar punah karena jumlah anak akan sangat sedikit.

Hiroshi Yoshuda, profesor di Tohoku University’s Research Center for Aged Economy and Society, menyebut Jepang hanya akan memiliki satu anak berusia di bawah 14 tahun pada 5 Januari 2720 jika tren penurunan kelahiran tidak bisa dihentikan.

Dikutip detikINET dari Independent, dia membuat semacam jam berisi data real time jumlah anak di Jepang. Data itu menunjukkan berapa anak yang ada di Jepang tahun ini dan tahun sebelumnya, dan melacak penurunan yang terjadi.


Hiroshi menggunakan data populasi resmi dari Japanese Statistic Bureau. Jam tersebut mengestimasi waktu di mana jumlah anak di Jepang hanya tinggal seorang dan itu akan terjadi tahun 2720, sekitar 695 tahun dari sekarang.

Datanya berdasarkan angka rata-rata penurunan tahunan populasi anak di Negeri Sakura itu. Data terkini waktunya maju sampai seratus tahun dibandingkan estimasi di tahun 2023 yang artinya krisis populasi semakin parah.

Angka kelahiran Jepang turun ke rekor terendah 1,20 pada tahun 2023, dengan angka di Tokyo turun di bawah satu. Penurunan ini dikaitkan dengan lebih sedikit pernikahan di mana semakin banyak orang yang tetap melajang.

Jumlah kelahiran di Jepang paruh pertama 2024 turun ke level terendah sejak 1969. Antara Januari dan Juni tahun lalu, Jepang mencatat 350.074 kelahiran, turun 5,7% dari periode yang sama tahun 2023. Tahun 2023 juga menandai jumlah kelahiran tahunan terendah sejak pencatatan dimulai di 1899.

Para pembuat kebijakan Jepang berjuang mati-matian untuk mencegah penurunan angka kelahiran. Pemerintah Jepang telah mencoba berbagai aksi termasuk memperluas fasilitas penitipan anak, subsidi perumahan, dan meluncurkan aplikasi kencan untuk mendorong pernikahan dan kelahiran anak.

Aplikasi tersebut menarik minat miliarder Elon Musk. “Saya senang pemerintah Jepang menyadari pentingnya masalah ini. Jika tindakan radikal tidak diambil, Jepang (dan banyak negara lain) akan lenyap!” tulisnya di X belum lama ini.

(fyk/rns)

Membagikan
Exit mobile version