Rabu, Oktober 2


Yogyakarta

World Wide Fun for Nature (WWF) memperingati Earth Hour pada Sabtu (23/3/2024) di Yogyakarta. Dipusatkan di Titik Nol Kilometer.

Acara itu merupakan aksi nyata simbolik mematikan lampu selama satu jam serentak di 15 kota Indonesia dan 190 negara. Switch off dilakukan mulai pukul 20.30 hingga 21.30.

Sebanyak lima titik fasilitas publik Jogja dimatikan. Di antaranya, Monumen Serangan 1 Maret, Tugu dan Mangkubumi, Gedung Agung, Kantor Pos, Kantor Bank BNI, dan beberapa kafe serta hotel di sekitar Titik Nol Kilometer. WWF juga mengajak masyarakat turut serta mengikuti aksi ini di kediaman masing-masing.


Direktur Forest dan Wildlife Yayasan WWF Indonesia, Muhammad Ali Imron, menyebut aksi switch off menjadi kegiatan simbolis namun maknanya sangat mendalam. Diperlukan adanya konsistensi yang persisten agar dampaknya tidak hanya hari ini saja.

“Kegiatan Earth Hour ini memang simbolis, namun maknanya sangat mendalam. Di antara keseharian kita yang selalu menggunakan energi, menggunakan sumber daya sekitar, ini kita diminta untuk selama 60 menit untuk mengurangi sejenak,” ujar Imran saat konferensi pers di eL Hotel Jogja Malioboro, Sabtu (23/3).

Imran menambahkan langkah itu untuk menjaga bumi yang semakin tua dan sakit. Harapannya kampanye switch off tidak sekedar simbolis semata, namun juga bisa menjadi ritme hidup di masa yang akan datang untuk memberi jeda sejenak pada bumi.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta, Anita Verawati, mengapresiasi gerakan Earth Hour yang dinilai sejalan dengan arah pengembangan pariwisata di Jogja. Momen ini menjadi salah satu langkah penting menjaga bumi tetap menghidupi manusia dalam waktu yang lama dan berkelanjutan.

“Pengembangan pariwisata kami sebenarnya selama ini sudah ke sustainable tourism. Secara berkelanjutan engga hanya ekonomi, sosial. tapi juga lingkungan,” kata Anita.

Anita menambahkan destinasi wisata yang ada di Jogja sudah mulai didorong untuk mengurangi penggunaan sampah plastik. Bahkan beberapa desa wisata sudah memiliki sistem pengolahan sampahnya sendiri. Kafe dan resto pun mulai gencar untuk melakukan pengurangan penggunaan cup plastik, sedotan sekali pakai, dan himbauan memakai tumblr. Langkah tersebut sejalan dengan gerakan Earth Hour.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan kehutanan (DLHK) Daerah Istimewa Yogyakarta, Kusno Wibowo, menyampaikan pihaknya turut senang Earth Hour hadir di Jogja. Momen ini menjadi pengingat bahwa energi yang selama ini dipakai masih bersumber dari fosil yang tidak terbarukan. Penggunaan yang berlebih jelas memberi dampak yang buruk bagi bumi dan manusia. Perubahan iklim dan efek rumah kaca pun sekarang mulai terasa imbasnya

“Ketergantungan listrik makin meningkat dan pembangkit listrik berbahan fosil yang menghasilkan gas rumah kaca berdampak pada pemanasan global,” kata Kusno.

Sebagai penutup, Imran mengajak komunitas di seluruh Indonesia untuk melakukan aksi nyata berkelanjutan. Ia berharap gerakan switch off tidak berhenti di satu hari itu saja, namun bisa terus mengakar menjadi perilaku gaya hidup masyarakat.

“Kami mendorong partisipasi aktif dari komunitas untuk mendaftarkan aksinya, jadi kami tidak merasa eksklusif namun kami inklusif. Kami membantu menyuarakan,” kata Imran.

Simak Video “Besok Ada Earth Hour, Gerakan Mematikan Lampu Selama Sejam
[Gambas:Video 20detik]
(fem/fem)

Membagikan
Exit mobile version