Sabtu, November 23


Jakarta

Pesinetron Jihan Fahira mengakui mengalami culture shock karena baru pertama kali jadi anggota dewan. Ini adalah tahun pertama Jihan Fahira menjabat sebagai anggota DPD.

Istri Primus Yustisio ini menceritakan apa yang dia lihat dan rasakan saat belum menjabat, ketika melihat anggota dewan rapat. Dia menyoroti salah satunya adalah ketika anggota dewan tidur saat rapat.

“Kalau kita sama-sama lihat di socmed, kalau lihat ada nih anggotanya siapa aja misalnya ada yang lagi klek (mencontohkan kepala melenggut karena mengantuk), habis kan, habis dicaci maki. Termasuk aku juga gitu (kalau lihat anggota dewan tertidur). Kalimatnya kan (yang biasa keluar), sudah digaji bukannya kerja, tidur, malah gini,” cerita Jihan Fahira di studio Rumpi: No Secret, Kamis (21/11/2024).


Sekarang, ibu empat anak itu mengalami kondisi rapat berjam-jam. Jihan mengakui kondisi seperti memang tak terhindarkan.

“Kalau lagi paripurna bukan satu jam, tapi empat jam, lima jam, bahkan hari pertama dilantik itu sampai jam setengah 4 pagi. Manusia normal pasti ada-lah rasa ngantuk,” kata Jihan Fahira.

Jihan kemudian menjelaskan kondisi bekerja seorang anggota dewan adalah saat terjun ke lapangan. Barulah keluhan dan masukkan dari masyarakat dibawa oleh mereka ke dalam rapat.

“Kerja sejatinya itu kan di dapil, kita bawa program, buat daerah kita. Sejatinya kerjanya di situ. Kalau kita di kantor, rapat, kita evaluasi, kita ajukan, saya punya ini, saya punya keluhan ini. Kita ajukan ke pimpinan. Kalau sidang paripurna gabungan seluruh provinsi kita bawa hasil reses apa aja,” jelasnya.

Ketika terjun ke lapangan, perempuan berusia 46 tahun itu suka dibuat tercengang karena masih ada orang yang ingat dengan sinetron-sinetronnya dahulu. Salah satu yang masih banyak melekat adalah sinetron Tersayang yang tayang sekitar 1998-2000.

“Kayak kemarin di Bandung. Lucu aja teman-teman yang di sana kan campur ada PNS ada honorer, mereka pas ketemu aku separuh melihatnya, ‘Aku dulu nonton Kakak loh’. Ada yang pakai topi (tersayang). Aku tersanjung melihatnya loh, kok masih ada yang ingat, itu kan tahun ’98,” ungkap Jihan Fahira.

(pus/wes)

Membagikan
Exit mobile version