Jakarta –
Pemerintah Jepang berencana mengeluarkan aturan yang mewajibkan seluruh produsen mobil di dalam negeri memproduksi mesin yang bisa menenggak biofuel pada 2030. Ini jadi strategi negara tersebut menekan emisi.
Alih-alih menetapkan rencana 100% mobil listrik dalam beberapa tahun mendatang, sebagaimana dilakukan banyak negara, Jepang memilih jalan yang berbeda dalam upayanya menekan emisi. Bukan full elektrifikasi yang ditargetkan Jepang saat ini, namun adaptasi terhadap bahan bakar baru yang lebih ramah lingkungan.
Dikutip dari Nippon, Kemetrian Perindustrian Jepang menargetkan seluruh pabrikan mobil memproduksi mesin yang bisa menenggak biofuel. Usulan tersebut muncul setelah Kementrian Perindustrian melakukan pertemuan dengan Komite Penasihat Energi dan Kekayaan Alam.
Selain mendorong industri otomotif, pemerintah Jepang juga memerintahkan produsen bahan bakar untuk menyediakan suplai bensin bioethanol. Ditargetkan pada 2030, produsen BBM telah mampu menyediakan bioethanol 10%, angkanya meningkat menjadi 20% bioethanol pada 2040.
Untuk memastikan keberlanjutan rencana ini, pemerintah Jepang tengah mempertimbangkan penerapan regulasi yang mengikat melalui undang-undang.
Kolaborasi Pertamina–Toyota, Uji Coba Bioethanol 100% di GIIAS 2024 Foto: Pertamina
|
Rencana tersebut diharapkan akan menjadi bagian dari agenda aksi pemerintah yang akan difinalisasi pada pertengahan 2025. Pemerintah Jepang juga menyatakan akan menyediakan dukungan teknis maupun finansial bagi pom bensin yang memerlukan renovasi agar sesuai dengan standar baru tersebut.
Laporan Japan Times menyebutkan bahwa sektor transportasi Jepang menyumbang sekitar 18,5% dari total emisi karbon dioksida pada tahun fiskal 2022. Dari jumlah tersebut, kendaraan bermotor menjadi kontributor terbesar, yaitu 85,8%. Dengan penerapan bahan bakar nabati, pemerintah Jepang berharap dapat mengurangi emisi di sektor ini secara signifikan, sejalan dengan upaya global dalam menghadapi perubahan iklim.
Langkah ini juga diharapkan memacu inovasi dalam industri otomotif Jepang, mengingat permintaan kendaraan ramah lingkungan terus meningkat di seluruh dunia. Dengan kebijakan ini, Jepang berupaya memperkuat posisinya dalam teknologi kendaraan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan. Selain itu, Jepang juga turut berkontribusi terhadap pengurangan emisi gas rumah kaca secara global.
Bioethanol adalah ethanol yang didapat dari bahan organik, misalnya dari jagung atau tebu. Ini membuat bioethanol sebagai sumber energi berkelanjutan dan ramah lingkungan. Di banyak negara di dunia, bioethanol telah menjadi bahan bakar alternatif kendaraan bermotor karena lebih ramah lingkungan.
(din/din)