Kamis, Februari 27


Jakarta

Badan Pangan Nasional mengatakan harga minyak goreng kemasan sederhana atau Minyakita masih mahal jelang Ramadan berada di Rp 17.679/liter dari yang seharusnya Rp 15.700/liter.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi, menyebut Minyakita pun jadi salah satu komoditas yang diperhatikan secara serius.

Berdasarkan Panel Harga Pangan NFA per 25 Februari, rerata harga di tingkat konsumen secara nasional berada di Rp 17.679/liter. Meski begitu, stok minyak goreng secara nasional masih memadai dan bahkan melebihi kebutuhan konsumsi sebulan.


“MinyaKita ditargetkan penyaluran 2 kali lipat dari biasanya. Harganya harus di Rp 15.700 per liter. Sekarang rata-rata harga nasional di Rp 17 ribuan. Harusnya kalau nanti dibanjiri, harga nanti akan turun. Secepatnya kita laksanakan ini,” jawab Arief dalam keterangannya, Kamis (27/2/2025).

Untuk diketahui, Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita Rp 15.700/liter. Untuk mengintervensi harga, pemerintah akan mengguyur pasar dengan pasokan Minyakita sebanyak 2 kali lipat dari biasanya. Dalam memantau harga jual Minyakita sesuai HET, pemerintah melibatkan Kepolisian.

“Mulai besok (27/2/2025) Bapak Kapolri sudah perintahkan jajarannya turun ke pasar. Beliau sampaikan mulai besok akan ditertibkan. Pokoknya harus dijual dengan harga sesuai HET (Harga Eceran Tertinggi). Tidak boleh lebih dari itu,” lanjutnya.

Dalam Proyeksi Neraca Pangan Nasional Tahun 2025 per 21 Februari 2025, diproyeksikan kebutuhan konsumsi minyak goreng di Ramadan atau Maret 2025 akan meningkat sekitar 14,67 persen atau menjadi 488,4 ribu ton dibandingkan bulan sebelumnya. Estimasi kebutuhan konsumsi di Februari 2025 adalah 425,9 ribu ton.

“Kita mau sampaikan bahwa ketersediaan seluruh komoditas pangan strategis dalam kondisi aman. Bapak Presiden Prabowo perintahnya ke kita, bahwa ketersediaan itu nomor satu. Jadi ketersediaan saat ini memang kita jaga baik-baik,” tambah Arief.

Lebih lanjut, stok Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam bentuk minyak goreng per 26 Februari total ada 99 ribu kiloliter yang ada di ID Food dan Perum Bulog. Sedangkan ketersediaan minyak goreng secara nasional diestimasikan pada Maret 2025 total ada 815,4 kiloliter.

“Nah untuk di pasar tradisional, kita meminta untuk menjual dengan harga seperti harga acuan atau HET, karena kalau di pasar tradisional itu biasanya tidak ada price tag-nya. Jadi harga itu biasanya ada negosiasi. Tapi kalau di pasar modern, hampir semuanya harganya sudah sesuai,” ucap arief

“Memang yang kita perlu imbau adalah pasar-pasar tradisional, karena jumlah pasar tradisional itu tentunya lebih banyak daripada pasar modern. Sesuai arahan Bapak Presiden, beliau ingin harga di konsumen bisa terkontrol dengan baik, terutama saat Ramadan sampai Idulfitri,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan mengimbau agar tidak ada praktik penimbunan stok di kalangan pedagang. Hal ini seiring dengan semakin banyak pasokan Minyakita yang akan didistribusikan ke pasaran.

“Kita memutuskan minta betul para pelaku usaha selama bulan suci Ramadan, hati-hati, tidak boleh menimbun barang dagangannya. Kalau minyak goreng, kita sudah sepakat akan dijadikan 2 kali lipat ke pasar-pasar. Jadi (pasokannya) banyak,” kata Zulhas.

(ada/rrd)

Membagikan
Exit mobile version