Sabtu, Oktober 5


Jakarta

Para pelaku wisata di Paris mulai panik, mendekati Olimpiade tetapi tingkat hunian dan penerbangan masih sepi.

Melansir Daily Star, Jumat (7/5/2024), mereka khawatir para pelancong menganggap liburan ke Paris akan memakan banyak biaya, sehingga membuat mereka enggan datang.

AirFrance bahkan bersiap mengalami kerugian sebesar 152 juta Poundsterling atau Rp 3,16 Triliun jika para turis tidak jadi terbang ke Paris.


“Pasar internasional menunjukkan penghindaran yang signifikan terhadap Paris. Perjalanan antara kota ini dan destinasi lain juga berada di bawah rata-rata bulan Juni-Agustus biasanya karena penduduk di Prancis tampaknya menunda liburan mereka hingga setelah Olimpiade atau mempertimbangkan rencana perjalanan alternatif,” ungkap AirFrance-KLM Group.

Adapun Olimpiade Paris akan digelar pada 26 Juli – 11 Agustus. Para pelaku wisata berharap bahwa keadaan bisa kembali normal setelah Olimpiade dan akan meningkat pada akhir Agustus dan September.

Namun, banyak yang berpendapat bahwa Paris yang menjadi ikon Prancis itu dihindari wisatawan. Bahkan menurut beberapa survei, tingkat hunian hotel merosot hingga 25 persen jika dibandingkan data tahun lalu.

“Saya rasa efek Olimpiade ini kontra-produktif karena semuanya menjadi sangat mahal,” ujar Direktur Ze Hotel, Aldric Duval, kepada Express.

“Kami menjelaskan kepada (wisatawan) bahwa pembatasan lalu lintas akan menjadi rumit, harga tiket metro akan naik tiga kali lipat, pajak turis naik tiga kali lipat. Selain itu, cuacanya juga sulit, sehingga orang tidak tertarik untuk datang,” sambungnya.

Menurut kantor statistik resmi Prancis, Insee, hotel-hotel di ibu kota rata-rata terisi 90,7 persen pada bulan Juli lalu. Namun, pada Olimpiade ini diduga jumlah kamar akan banyak yang kosong. Menurut data, empat dari sepuluh kamar akan tetap kosong.

Tak hanya hotel, okupansi di apartemen sewaan juga terlihat lambat. Salah satu pendiri WeHost, Romain Bellet, mengungkapkan bahwa tingkat hunian Airbnb turun menjadi hanya 20 persen pada Mei lalu. Menurutnya, itu sangat sepi.

Padahal, umumnya perhelatan olahraga internasional dapat memberikan dampak signifikan terhadap turis mancanegara. Namun, tingginya biaya hidup di Prancis dan meningkatnya harga yang drastis di berbagai lini mungkin menjadi penyebab banyak traveler enggan berkunjung.

(wkn/wkn)

Membagikan
Exit mobile version