
Jakarta –
Kebanyakan kucing domestik modern merupakan keturunan kucing liar Afrika (Felis sylvestris lybica). Akan tetapi, sebuah studi baru yang dipublikasikan di bioRxiv menemukan bahwa di China, kucing-kucing ini mungkin telah didahului oleh spesies lain, macan tutul (Prionailurus bengalensis).
Kucing (Felis domesticus) telah dijinakkan sejak 9.500 tahun yang lalu. Fakta ini salah satunya terlihat pada sebuah makam di Siprus yang berasal dari tahun 7.500 SM berisi seekor kucing yang dikuburkan bersama pemiliknya.
Namun menurut analisis radiokarbon, kucing yang kita kenal saat ini baru mencapai China pada 730 M. Sebelum titik itu, ada satu jenis kucing lain yang berkeliaran di pemukiman awal China. Kucing macan tutul, kucing kecil yang hidup di seluruh Asia, tampaknya merupakan kucing pertama yang berintegrasi dengan kehidupan manusia di China.
Bukti Adanya Kucing Macan Tutul
Seperti kerabat mereka di Afrika, kucing macan tutul tertarik oleh hewan pengerat kecil yang mengerumuni makanan yang disediakan oleh kegiatan pertanian.
Analisis isotop telah memverifikasi pola makan hewan pengerat tersebut, dan bahkan menunjukkan bahwa beberapa memakan biji-bijian. Para peneliti menganalisis tujuh set sisa-sisa kucing dari berbagai lokasi di seluruh China. Semua, kecuali satu dipastikan milik kucing macan tutul.
Spesimen kucing macan tutul paling awal, dari Quanhucun di China utara, berasal dari 5.400 tahun yang lalu. Spesimen terbaru berasal dari tahun 150 M. Beberapa artefak pun menggambarkan kucing macan tutul, termasuk mangkuk hias yang digali dari Makam Han Mawangdui yang berasal dari tahun 168 SM.
Gambar-gambar di artefak ini menunjukkan bahwa kucing macan tutul merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari di beberapa pemukiman China.
“Kami membuktikan bahwa kucing macan tutul hidup bersama orang China di zaman kuno, tidak hanya di desa itu 5.400 tahun yang lalu, tetapi selama periode 3.500 tahun,” kata rekan penulis Shu-Jin Luo, ahli biologi konservasi di Universitas Peking di Beijing, dikutip dari Discovery Wildlife.
Terdapat jarak sekitar 600 tahun antara sisa-sisa kucing macan tutul terakhir yang diketahui dan sisa-sisa kucing domestik pertama yang diketahui. Para peneliti berhipotesis bahwa tidak adanya sisa-sisa kucing selama periode ini mungkin disebabkan oleh perubahan iklim dan pergolakan sosial. Keadaan ini mungkin telah menciptakan kondisi yang tidak bersahabat bagi spesies komensal.
“Setelah Dinasti Han, populasi manusia menurun dan perubahan iklim menyebabkan kegagalan pertanian,” kata Luo.
Kemunculan kucing domestik tidak tumpang tindih dengan keberadaan kucing macan tutul dan tidak ada hibrida yang terdeteksi, meskipun kedua spesies tersebut telah disilangkan pada zaman modern untuk menghasilkan ras kucing Bengal tutul. Kucing domestik modern diperkirakan datang dari Eropa melalui rute perdagangan seperti Jalur Sutra.
Begitu mereka tiba, mereka tampaknya telah sepenuhnya menggantikan kucing macan tutul di peradaban China. Para penulis mencatat bahwa maraknya peternakan unggas mungkin telah menyebabkan manusia juga mencegah kehadiran kucing macan tutul. Kucing macan tutul dikenal sebagai predator unggas. Pada 2013, seekor kucing macan tutul ditangkap oleh seorang petani Malaysia setelah memangsa 70 ekor ayam miliknya.
“Kami tidak tahu seberapa dekat mereka pada akhirnya. Kami tidak menyebut mereka kucing macan tutul yang sudah dijinakkan, itu lebih seperti kasus domestikasi yang gagal,” kata Luo.
(rns/rns)