Kamis, Oktober 10


Jakarta

Hutan Amazon terkenal dengan alam yang eksotis. Di dalamnya terdapat beragam hewan liar yang mungkin saja jarang ditemui. Itu yang membuat berkemah di Amazon tak dapat dilakukan sembarangan orang.

Melansir New York Post, Kamis (10/10/2024), ahli konservasi dan penjelajah Amazon asal Amerika Serikat (AS), Paul Rosolie, berkemah di hutan hujan terbesar dunia tersebut.

Kendati merupakan penjelajah, ia pun kewalahan saat semut-semut raksasa hutan Amazon mulai mengoyak tendanya di suatu malam di hutan bagian Peru.


“Salah satu episode terburuk yang pernah terjadi, ketika Anda mengira bahwa Anda menginginkan pekerjaan saya, namun ternyata tidak,” imbuhnya dalam video. Di video itu, ia memberi judul sebagai video serangan semut yang mengerikan.

Dalam rekaman yang diunggah ke Instagram, ia membagikan momen saat dirinya mencoba tidur pukul 2.00 waktu setempat. Namun, dinding tendanya diacak-acak oleh semut pemotong daun. Semut itu adalah spesies yang dikenal karena kerap memotong daun dan kemudian mengomposnya untuk menumbuhkan jamur.

Kali ini, alih-alih memotong daun, serangga tersebut juga turut memotong material tenda milik Paul dan kemudian mengangkut materialnya. Bahkan ia menyebut seekor semut pemotong daun telah menggigit telinganya.

“Ada sekitar 10 juta semut pemotong daun di luar tenda ini. Dan yang mereka lakukan hanyalah mengukir lubang seukuran daun di tenda saya. Mereka membawa nilon ke kedalaman malam,” kata dia.

Tak sampai di sana, lubang-lubang di tenda pun turut mengundang serangga lain hingga yang lebih seram. Terlihat serangga seperti nyamuk, kupu-kupu, kelabang, hingga laba-laba tarantula turut masuk ke tendanya. Saat tarantula datang pun ia nampak tercengang dengan tamu di malam hari tersebut.

“Mereka membuka lubang yang cukup besar untuk memasukkan kepalan tangan saya, yang berarti semua yang ada di Amazon (bisa) masuk ke dalam tenda saya,” ujar dia.

“Inilah yang dimaksud dengan berkemah di alam bebas. Kadang-kadang Anda meletakkan tenda di tempat yang salah dan semut-semut pemotong daun dan dewa-dewa hutan memutuskan bahwa ini akan menjadi malam terburuk yang pernah ada,” kata dia.

Adapun Rosolie telah menghabiskan hampir 20 tahun untuk berkampanye dalam pelindungan ekosistem yang terancam di seluruh dunia. Dia juga merupakan pendiri Junglekeepers, yakni organisasi yang didedikasikan untuk melestarikan Amazon Peru di tengah ancaman penambangan emas, penebangan hutan, juga perburuan liar. Petualangannya di Amazon pun telah dituangkan ke dalam bukunya ‘Mother Of God’.

[Gambas:Instagram]

(wkn/fem)

Membagikan
Exit mobile version