Rabu, November 13


Jakarta

Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) berpartisipasi pada kegiatan Aksi Bersih Sungai Ciliwung di Saung Alkesa, Kota Bogor sebagai bagian dari Festival Ciliwung 2024 dan Program Kali Bersih (Prokasih).

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas air, melestarikan ekosistem, dan membangun kesadaran masyarakat terhadap pentingnya menjaga kebersihan sungai.

Acara ini dihadiri oleh Wamen LH/BPLH Diaz Hendropriyono, jajaran pimpinan Kota Bogor, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Direktur Utama PT Pertamina Kilang Internasional, serta para Komunitas Peduli Sungai Ciliwung. PT Pertamina (Persero) mendukung acara ini melalui Program CSR bertajuk ‘Gerbang Biru Ciliwung’, yang melibatkan lebih dari 450 peserta luring dan 400 peserta daring dari berbagai sektor masyarakat.


Sungai Ciliwung yang membentang sepanjang 119 km dari Bogor hingga Jakarta, merupakan salah satu dari 15 Daerah Aliran Sungai (DAS) strategis yang diprioritaskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pemerintah telah memasang 7 alat pantau otomatis dan 70 titik pantau manual di sepanjang Ciliwung, serta membangun infrastruktur hijau termasuk instalasi pengolahan limbah domestik dan industri.

Berkat langkah ini, kualitas air pada segmen hulu hingga hilir Sungai Ciliwung telah meningkat 4%-14% pada tahun ini. Air dari Sungai Ciliwung bahkan mulai digunakan kembali oleh PDAM sebagai sumber air baku, dan beberapa spesies endemik seperti ikan baung dan udang biru kembali ditemukan, menandakan pemulihan ekosistem yang positif.

Dalam sambutannya, Wamen LH menyatakan manusia tidak bisa lepas dari sungai. Sungai sejak dahulu adalah sumber kehidupan, di mana peradaban pertama berada di sekitar sungai. Manusia tidak bisa hidup tanpa sungai. Diaz mengungkapkan tidak boleh ada pencemaran di sungai.

“Bahwa pembersihan sungai ini sebenarnya walaupun mengurangi (sampah), tetapi tidak menyelesaikan masalah secara permanen. Yang bisa menyelesaikan masalah itu dari hal kecil,” ucap Diaz, dalam keterangan tertulis, Sabtu (9/11/2024).

“Jangan sampai nanti ada masyarakat yang masih membuang sampah di pinggir sungai yang sampahnya juga akan terbawa, jadi semuanya tercemar. Artinya, selagi kita membersihkan dan dibantu oleh komunitas yang ada, tentunya kami berharap masyarakat untuk ikut berpartisipasi dan tidak lagi membuang sampah lagi yang bisa mencemari sungai kita,” sambungnya.

Pemerintah mengimplementasikan pendekatan pentahelix dengan melibatkan pemerintah pusat dan daerah, swasta, akademisi, media, dan masyarakat. Strategi ini mendorong pelibatan masyarakat dalam melestarikan ekosistem sungai melalui kegiatan komunitas, patroli sampah, serta program edukasi lingkungan. Beberapa komunitas peduli sungai, termasuk Komunitas Peduli Ciliwung, berperan aktif dalam mengedukasi masyarakat untuk mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan sungai.

Festival ini juga menyelenggarakan berbagai kegiatan, seperti Arung Edukasi Ciliwung yang melibatkan 1.246 peserta dalam aksi menyusuri sungai sambil mempelajari pentingnya menjaga ekosistemnya. Dari Juni hingga November 2024, aksi ini telah berhasil membersihkan sepanjang 143,4 km sungai dan mengumpulkan hingga 2,7 ton sampah. Selain itu, Lomba Bersih Bantaran Sungai di Kota Depok turut mengajak warga membersihkan sampah anorganik dari bantaran sungai untuk meningkatkan kesadaran terhadap kebersihan lingkungan.

Program Kali Bersih (Prokasih) yang dijalankan sejak 1989 juga menjadi pilar penting dalam meningkatkan kualitas air sungai di daerah padat penduduk. Prokasih mengedepankan tindakan rutin seperti penanaman pohon, pembersihan sungai, dan pemantauan kualitas air secara real-time melalui Sistem ONLIMO. Dengan pendekatan ini, Prokasih mendukung pencapaian indeks respon lingkungan daerah yang mengukur efektivitas program lingkungan di tingkat lokal.

Pemerintah mendorong sektor swasta untuk berkontribusi dalam program pemulihan lingkungan melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR). PT Pertamina, sebagai salah satu pendukung utama kegiatan ini, menunjukkan peran aktifnya dalam menjaga kelestarian DAS Ciliwung melalui berbagai inisiatif lingkungan di bawah Program CSR mereka. Kolaborasi seperti ini diharapkan dapat menjadi contoh bagi perusahaan lain dalam mendukung pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.

Dalam kesempatan ini, Diaz juga menyapa secara daring melalui Zoom peserta aksi bersih sungai dari komunitas sepanjang Sungai Ciliwung. Ia melihat kondisi bantaran Sungai Ciliwung yang dikelola oleh komunitas dan masyarakat di beberapa wilayah.

Perwakilan komunitas berinteraksi langsung dengan Wakil Menteri LH dan memberikan masukan dan Diaz menyampaikan apresiasi terhadap seluruh pihak yang terlibat dalam pemulihan Sungai Ciliwung.

“Kami masih butuh support dari dunia usaha, dan pemerintah daerah dan komunitas lainnya. Mari kita jaga lingkungan kita bersama, kita jadikan air sungai ini menjadi sumber kehidupan seperti sejarah telah membuktikan,” ujar Diaz.

Dengan semangat gotong royong ini, KLH/BPLH berharap kegiatan Festival Ciliwung 2024 dapat menginspirasi daerah lain untuk membangun program serupa demi menjaga kelestarian sungai-sungai di Indonesia dan menciptakan lingkungan yang sehat serta lestari.

Saksikan juga video: Fokus Program 100 Hari Pertama Kementerian Lingkungan Hidup

[Gambas:Video 20detik]

(akn/ega)

Membagikan
Exit mobile version