Rabu, Januari 22

Jakarta

Pengguna TikTok di Amerika Serikat berbondong-bondong mengungsi ke aplikasi RedNote menjelang pemblokiran aplikasi berbagi video tersebut. Namun, RedNote juga terancam diblokir di AS karena masalah yang sama dengan TikTok.

Seorang petinggi pemerintahan AS mengatakan RedNote, yang dikenal dengan nama Xiaohongshu di China, memiliki banyak masalah yang menyebabkan Kongres AS melarang TikTok. RedNote berpotensi menghadapi pemblokiran serupa kecuali mereka memisahkan diri dari perusahaan induknya di China.

“Tampaknya ini adalah jenis aplikasi yang akan dikenakan undang-undang tersebut dan dapat menghadapi pembatasan yang sama seperti TikTok jika tidak dijual,” kata petinggi yang tidak disebut namanya tersebut, seperti dikutip dari CBS, Senin (20/1/2025).


Dasar hukum yang dipakai pemerintah AS untuk memblokir TikTok adalah undang-undang Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act yang disahkan oleh Presiden AS Joe Biden pada April 2024.

Berdasarkan undang-undang tersebut, Kongres AS dapat memaksa sebuah platform untuk memisahkan operasinya di AS dari kepemilikan asing, atau berpotensi diblokir jika dianggap sebagai ancaman.

Salah satu alasan utama pemerintah AS ingin memblokir TikTok adalah mereka tidak ingin data pengguna dari AS diakses oleh pemerintah China. TikTok menegaskan data pengguna AS tidak disimpan di China dan tidak pernah dibagikan dengan pemerintah China.

Di sisi lain, server RedNote hanya ada di China dan semua data pengguna disimpan di sana, yang menurut seorang pakar keamanan siber justru membuat RedNote lebih berbahaya ketimbang TikTok.

“RedNote tidak pernah ditujukan untuk pasar di luar China. Semua pembagian data dan semua server tempat data dibagikan berada di China,” kata pakar keamanan siber dari Nord VPN Adrianus Warmenhoven.

Warmenhoven menambahkan TikTok setidaknya menyimpan data pengguna AS di server yang berlokasi di AS, sehingga pemerintah AS bisa memoderasi atau membatasi jenis data yang bisa dikirimkan ke China. Ia juga mengatakan syarat dan ketentuan RedNote kurang transparan, sehingga menimbulkan risiko keamanan siber yang besar bagi warga AS.

“Syarat dan ketentuannya berbahasa Mandarin, sehingga pengguna yang tidak berbahasa Mandarin tidak mengetahui jenis data apa yang dikumpulkan dan bagaimana data itu digunakan,” ujar Warmenhoven.

(vmp/rns)

Membagikan
Exit mobile version