![](https://i0.wp.com/awsimages.detik.net.id/api/wm/2025/02/08/logo-beijing-di-mobil-baic_169.jpeg?wid=54&w=650&v=1&t=jpeg&w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Jakarta –
BAIC berniat menghapus emblem ‘Beijing’ pada kendaraan yang dipasarkan di Indonesia. Perusahaan asal China tersebut akan menggantinya dengan logo atau lambang merek. Apa, sih, alasannya?
Sebagai catatan, BAIC sudah menjual dua model kendaraan di Indonesia, yakni BJ40 Plus dan X55-II. Namun, khusus untuk nama kedua, pabrikan tak membekalinya dengan emblem merek, melainkan tulisan ‘Beijing’ yang mewakili asal mobil tersebut.
Menariknya, kata BAIC Indonesia, penyematan tulisan ‘Beijing’ justru membuat konsumen tak minat membeli X55-II. Bahkan, penjualannya jauh lebih rendah dibandingkan BJ40 Plus. Itulah mengapa, mereka berniat menggantinya dengan tulisan ‘BAIC’.
“Kenapa X55-II yang harganya menarik justru volume-nya jauh (lebih rendah) dari BJ40 Plus? Padahal mobil ini enak banget. Nah, salah satu alasan kenapa konsumen nggak beli karena ada tulisan Beijing,” ujar Chief Operating Officer (COO) BAIC Indonesia, Dhani Yahya di Garding Serpong, Kabupaten Tangerang.
“Jadi kita oke akan kita ganti logonya. Kita lagi pesan, sehingga kita bisa lakukan pemasangan,” ungkapnya.
Logo BAIC. Foto: Septian Farhan Nurhuda/detik.com
|
Dhani menegaskan, konsumen yang sudah memesan BAIC X55-II sejak lama, bisa melakukan penggantian emblem di dealer terdekat. Meski ada ongkos penggantian, namun nominalnya tak seberapa.
“Nantinya kita bisa offering tentunya. Jadi yang sudah membeli, bisa ke dealer-dealer kita. Intinya Februari ini sudah mulai (ada penggantian),” terangnya.
Menurut data yang dihimpun Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan wholesales BAIC sepanjang tahun lalu mencapai 296 unit. Mereka baru mulai jualan kendaraan di bulan ke-8 (Agustus).
“Perbandingannya 90 dan 10 persen, memang jauh. Jadi 50 unit di X55-II dan sisanya atau 240-an di BJ40 Plus,” kata Dhani.
(sfn/lua)