Jakarta –
Desa Seboro di Kecamatan Sadang, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah antusias menyambut dokumen resmi setelah Geopark Kebumen ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark pada Sepember lalu. Saat ini, masyarakat sedang melakukan identifikasi dan pendataan Objek Pemajuan Kebudayaan (OPK).
Status sebagai UNESCO Geopark Global itu didapatkan Geopark Kebumen dalam keputusan Sidang Dewan UGGp di Cao Bang, Vietnam, Minggu 8 September 2024. Dokumen resmi diterima pada 2025. Tahun depan, bersama Geopark Ciletuh dan Geopark Langkawi Malaysia, Geopark Ciletuh menjadi tuan rumah International Geotourism International Festival & Conference (Geofest ke-6 2025).
Nah, untuk menyambut kedua momen itu, masyarakat melakukan pendataan dan identifikasi PK bersama Program Pengabdian Masyarakat (PKM) dari Program Studi Pariwisata Universitas Gadjah Mada (UGM). Ada empat kelompok masyarakat yang dilibatkan dan menjadi asesor, yakni Pokdarwis Selo Asri, PKK, dan Karang Taruna.
Dalam rilis PKM FIB UGM disampaikan bahwa identifikasi dan pendataan mengacu kepada UU No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan, yakni meliputi pendokumentasian tradisi lokal sebagai upaya perlindungan, pelestarian, dan keberlanjutan. Kegiatan tersebut mencakup berbagai aspek budaya, mulai dari tradisi lisan, manuskrip, ritus, seni, hingga permainan rakyat.
Pendataan budaya dilakukan di tujuh dusun di Desa Seboro, yaitu Dusun Gentan, Dusun Jojogan, Dusun Kaligesing, Dusun Krajan, Dusun Karanganyar, Dusun Jombret, dan Dusun Geong.
PKM FIB UGM dan warga Desa Seboro, Kebumen, Jateng (dok PKM FIB UGM)
|
Saeful Mutaqin, ketua Pokdarwis Selo Asri, menyatakan bahwa proses asesmen itu memperdalam pemahaman mereka terhadap budaya lokal.
“Kegiatan ini memberi pandangan baru tentang kekayaan budaya Seboro yang beragam. Harapannya, budaya dan sejarah desa ini nantinya dapat menjadi daya tarik utama yang mampu menarik lebih banyak wisatawan,” kata Saeful, pada Sabtu (2/11/2024).
Masyarakat Desa Seboro semakin menyadari pentingnya pelestarian budaya sebagai bagian dari upaya pengembangan potensi lokal.
“Kalaupun kami sebagai warga Desa Seboro belum tentu tahu karena belum ada pemicu atau pemantiknya,” kata Kepala Desa Seboro Adi.
Dia berharap kerja sama ini dapat berlanjut, sehingga masyarakat semakin memahami dan menghargai kekayaan budaya yang selama ini mungkin masih tersembunyi.
Destinasi Desa Wisata Budaya
Dengan potensi itu, Desa Seboro dibangun sebagai destinasi desa wisata budaya. Sejauh ini, Desa Seboro sering dikunjungi oleh wisatawan lokal dan mancanegara berkat Situs Lava Bantal yang terkenal dengan struktur geologinya yang unik.
Untuk mengoptimalkan potensi itu, masyarakat mendapatkan pelatihan, di antaranya manajemen wisata berbasis risik, konsep Online Travel Agent (OTA) sebagai sarana pemasaran modern, dan pengembangan dua potensi utama yang dimiliki desa itu, yakni pertanian dan pariwisata.
Rizal Nur Alfian, perwakilan Badan Pengelola Geopark Kebumen, mengatakan bahwa pariwisata di kawasan itu merupakan nilai tambah yang mendukung pelestarian geodiversitas dan biodiversitas.
“Desa Seboro diproyeksikan menjadi contoh desa wisata yang memadukan pelestarian budaya dan geosite dalam pengembangannya,” kata Nur.
“Dengan semua potensi yang ada, Desa Seboro siap tampil sebagai desa wisata yang tidak hanya menawarkan keindahan alam, tetapi juga kekayaan budaya yang menjadi kebanggaan warga setempat,” dia menambahkan.
(fem/fem)