Senin, Oktober 14


Tokyo

Masyarakat Jepang akhir-akhir ini khawatir dengan turis yang ugal-ugalan naik gokart. Di balik itu ada peran besar operator tur yang memberi izin.

Dilansir dari The Asahi Shimbun pada Jumat (11/10), sebuah operator tur gokart di Tokyo diduga mengizinkan turis turun ke jalan tanpa SIM yang sah. Operator tur itu dirujuk ke jaksa penuntut.

Menurut sumber investigasi, Departemen Kepolisian Metropolitan mengajukan surat pada tanggal 3 September terhadap manajer perusahaan penyewaan gokart yang berkantor pusat di Distrik Ota di ibu kota.


Manajer operator tur berusia 40-an itu diduga menyewakan gokart kepada dua wisatawan asing yang tidak memiliki SIM pada bulan April. Parahnya lagi, mereka melanggar Undang-Undang Lalu Lintas Jalan yang menyebabkan kecelakaan.

Kedua wisatawan tersebut berasal dari negara yang bukan penanda tangan Konvensi Jenewa, yang berarti bahwa izin mengemudi internasional mereka tidak berlaku di Jepang.

Salah satu turis menyebabkan kecelakaan dengan kerusakan properti. Mereka ditangkap di tempat karena dicurigai mengemudi tanpa SIM.

Manajer tersebut mengaku mengetahui peraturan mengenai perizinan internasional ,tetapi ia tidak memberikan pelatihan yang memadai kepada karyawan lainnya.

Kasus tersebut dikirim ke kantor kejaksaan dengan permintaan khusus untuk dakwaan.

Popularitas pengalaman go-kart di kalangan wisatawan mancanegara di Tokyo telah melonjak dalam beberapa tahun terakhir. Masyarakat mulai khawatir atas keselamatan mereka karena turis mengemudi ugal-ugalan.

Pada tanggal 9 Oktober, lima wisatawan mancanegara yang berpakaian seperti karakter dari video game populer terlihat mengendarai gokart di jalanan Tokyo.

Dipimpin oleh seorang pemandu, kelompok tersebut menjelajahi tempat-tempat ikonik seperti Menara Tokyo, Roppongi, dan persimpangan Shibuya. Di lampu lalu lintas, pemandu bahkan turun dari kendaraan mereka dan mengambil foto para wisatawan dengan gokart.

Menurut International Driving Permit Information Center (IDPIC), bisnis penyewaan go-kart jalanan yang menargetkan wisatawan internasional telah beroperasi di Tokyo selama sekitar delapan tahun.

Meningkatnya jumlah wisatawan mancanegara telah memicu permintaan akan pengalaman unik ini, yang menyebabkan lonjakan jumlah bisnis. Saat ini, terdapat sekitar 20 perusahaan yang mengoperasikan sedikitnya 350 gokart di Tokyo.

Layanan serupa juga tersedia di wilayah lain di Jepang, termasuk prefektur Osaka dan Okinawa.

Meningkatnya popularitas wisata gokart diiringi dengan peningkatan jumlah kecelakaan.

Data kepolisian menunjukkan bahwa tujuh kecelakaan yang melibatkan gokart jalanan terjadi di Tokyo antara bulan Januari dan Agustus, yang semuanya mengakibatkan cedera ringan.

Selain itu, terdapat 18 kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan properti dan 134 panggilan darurat terkait dengan tindakan mengemudi yang berbahaya selama periode yang sama. Pelanggaran yang dilaporkan termasuk pelanggaran penggunaan telepon saat mengemudi dan parkir ilegal.

Pada bulan Februari, kepolisian mengeluarkan pemberitahuan kepada operator wisata gokart, yang mendesak mereka untuk memeriksa SIM pelanggan, menekankan peraturan lalu lintas, dan mencegah pengemudi turun dari kendaraan di tengah jalan untuk mengambil foto.

Meskipun operator saat ini tidak diharuskan memperoleh izin atau lisensi untuk memulai bisnis penyewaan gokart, para ahli menyerukan regulasi yang lebih ketat terhadap industri tersebut.

“Pemerintah harus memperkenalkan sistem perizinan bagi bisnis-bisnis ini untuk memastikan bahwa wisatawan asing berkendara dengan aman,” kata Ryutaro Matsushima, direktur perwakilan IDPIC.

(bnl/bnl)

Membagikan
Exit mobile version